_Zahra pov_
"Bagaimana nak?, Kami tidak ingin kamu melakukannya dengan terpaksa. Jika memang kamu mau ya terima, namun jika tidak, kami tidak akan memaksanya" ucap kyai Ali
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda, "dan wanita perawan tidak boleh dinikahkan sehingga diminta pendapatnya" (HR. Al Bukhari 5136 dan muslim 1419)
Oleh sebab, itu haram bagi orang tua atau wali yg menikahkan putrinya atau perempuan yg sudah menjadi tanggung jawabnya tanpa persetujuan dari perempuan tersebut.
Dan jika pernikahan itu tetap dilakukan tanpa persetujuan dari perempuan atau dalam arti lain, pernikahan tersebut dilakukan secara terpaksa maka pernikahan itu tidak dianggap sah dan dianggap tidak terlaksana.
Karna diantara syarat nikah yaitu ridho dari kedua pihak yg bersangkutan.Dan apabila calon suami mengetahui bahwa perempuan itu tidak menghendaki adanya pernikahan tersebut, maka janganlah ia melanjutkan atas hal tersebut, sekalipun bapak si perempuan itu memberikan kemudahan kepadanya
Namun, anggapan ini tidak lagi berlaku pada orang tua atau wali yg menikahkan putrinya yg usianya dibawah 9 tahun.
Jika orang tua menikahkannya pada usia kurang dari 9 tahun, maka tidak diwajibkan untuk meminta persetujuan darinya.
Karena dahulu Rasulullah menikahi Aisyah tanpa ijin darinya, sedangkan usia Aisyah pada waktu itu kurang dari 9 tahun, seperti yang disebutkan dalam hadits yang shahih ( HR. Al Bukhari 5133, 5134, dan muslim 1422).Hari ini, detik ini aku seakan tak lagi bisa berpikir dengan logika.
Rasa bahagia seolah mengisi penuh pada sang raga.
Ini bukan lagi perihal kemana agaknya rasa singgah menuju muara.
Tapi ini menyangkut perihal pilihan menentukan masa depan yang penuh dengan kebahagiaan.Jujur, entah kenapa aku tidak mampu menolak lamaran nya.
Namun aku masih ingin menikmati indahnya masa muda ku.
Ya Allah, inikah orang yang engkau berikan kepadaku?
Jika memang benar ini adalah pilihanmu,
Maka yakinlah hatiku untuk menerima ia sebagai imamku yg mampu menuntun ku menuju jalan mu."sebelumnya Zahra mau minta maaf kepada keluarga dari mas Fahmi karna sudah repot-repot datang jauh-jauh kemari, dan untuk jawaban dari khitbahan dari mas fahmi, bismillah atas izin Allah Zahra menerima lamaran dari mas Fahmi" ucapku
Lega, itu lah hal pertama yang aku rasakan setelah menjawab lamaran mas Fahmi.
Lepas, tak ada lagi pikiran yang mengganggu otaku.
Kini ku serahkan semua pada tahun sang pemilik segalanya.
Aku sebagai hamba hanya bisa meminta dan berusaha selepasnya biar Allah yg menentukan nya."Alhamdulillah..."
Kudengar mereka serempak mengucapkan hamdalah.
Ku lihat pula senyum merekah sempurna dari wajah mas Fahmi.
Tampan, sungguh sangat indah ciptaan mu yang satu ini ya Allah._Zahra pov end_
Kebahagiaan tercipta sudah diruangan ini
Kedua keluarga tersenyum bahagia begitu pula Riski.
Meskipun pada awalnya ia tidak menyukai Fahmi, yg dulu ia anggap sebagai laki-laki pengecut, namun anggapan itu sirna sudah ketika ia tau bahwa Fahmi benar-benar mencintai adik kesayangannya, dan itu dibuktikan sekarang.
Dengan datangnya Fahmi beserta keluarga kerumahnya, itu sudah cukup membuktikan bahwa Fahmi laki-laki yang baik dan bertanggung jawab.
Dan tentu saja Riski sudah merestui Fahmi bersama adiknya."Baiklah karena Zahra sudah menerima lamaran ini, maka sebaiknya kita tentukan hari baik nya, lebih cepat akan lebih baik"ucap umi Zulaikha
"Mohon maaf sebelumnya, tapi bolehkah Zahra bertanya pada Abah yai?"
"Tentu saja nak, apa yang ingin kamu tanyakan?"
"Bolehkah bagi seorang calon mempelai wanita mengajukan syarat yg harus dijalankan oleh calon mempelai pria?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuterima Khitbahmu
SpiritualSelamat datang di cerita baru saya . Kisah ini bercerita tentang seorang anak kyai yang jatuh cinta kepada seorang santriwati dalam diamnya. Lama memendamnya sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengkhitbah wanita pujaannya. Apakah santriwati itu aka...