Mentari menggantung rendah di pelataran angkasa.
Bersinar terang menerangi alam raya.
Saat ini Zahra tengah berada di dalam kelas.
Ia agak sedikit tidak bersemangat karena harus duduk berjauhan dengan para sahabatnya.
Ya, Fatma dan Asyifa masih tetap mendiami Zahra.
Tidak mau berbicara dengan nya barang satu kata.Dan karena itulah Zahra hanya diam melamun didalam kelas, ia tidak memiliki teman lain selain mereka.
Zahra hanya menatap kearah ustadz Abyan yang tengah berdiri didepan mengajar para santriwati dengan tatapan lesu nya."hari ini suasana hati saya sedang dalam keadaan bahagia jadi saya tidak akan memberikan materi."ucap ustadz Abyan, yang saat ini tengah mengajar dikelas santriwati.
"Alhamdulillah, berarti jamkos dong ustadz?"Nadia.
"Tentu saja tidak, hari ini ustadz adakan sesi tanya jawab. Ustadz bertanya dan kalian menjawab, bagaimana baik kan ustadz,"
"Baik apanya ustadz, bikin kita mikir pagi-pagi yang ada." Jawab Tika.
"Loh justru itu, kan ustadz baik buat kalian olahraga otak pagi-pagi. Hahaha." Ustadz Abyan tergelak.
Beliau memang ustadz yang ramah dan memiliki humor yang rendah, sering sekali ia melontarkan candaan ringan kepada para santri nya.
Dan karena sikap ramahnya lah yang membuat santri nyaman jika diajar oleh beliau."Oke kalian siap-siap ya, yang ga jawab pertanyaan ustadz bakal dikurangi nilai raport nya."ancam ustadz Yusuf, walau itu hanya candaan agar santriwati mau berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan darinya.
"Ih kok gitu sih ustadz,"protes Asyifa.
"Eittss, tidak ada sesi protes."ucap ustadz Abyan
"Pertanyaan pertama ustadz awali dengan yang mudah-mudah dulu. Fatma, siapa sufi perempuan yang ingin membakar surga dan ingin memadamkan api neraka dan jelaskan alasannya."tanya untuk Abyan.
"Robiatul adawiyah, dia adalah sufi perempuan yang terkenal dengan keikhlasan dalam beribadah sehingga beliau menginginkan agar manusia beribadah bukan hanya semata-mata mengharapkan keindahan surga dan takut akan neraka, melainkan hanya niat beribadah karena Allah." Jawab Sukma
"Masyaallah, benar sekali jawaban kamu Sukma."ucap ustadz Abyan.
"Pertanyaan selanjutnya, ustadz yakin kalian semua pasti tau jawabannya. Siapakah yang mampu menarik gerbang khibar yang seharusnya hanya bisa diangkat oleh 50 sampai 100 orang laki-laki?"tanya ustadz Abyan
"Ana ustadz." Ujar seluruh santriwati.
"Zika, silahkan jawab."balas ustadz Abyan.
"Jawabannya Sayidina Ali bin Abi Thalib ustadz," jawab zika.
"Betul sekali zika, beliau berhasil mengangkat nya hanya dengan satu tangan, ketika beliau mengangkat jenazah putri Rasulullah Fatimah binti Muhammad yang tidak lain dan tidak bukan adalah istri beliau sendiri. Sambil berkata 'tolong aku, tolong aku' sembari mengeluarkan Isak tangisnya."imbuh ustadz Abyan.
"Lagi ya, siapakah wanita yang mendapatkan julukan sebagai perisai Rasulullah?"
"Nusaibah binti ka'ab/ Ummu umarah."
"Iya benar, ini ada pertanyaan terakhir sedikit sulit dari pertanyaan sebelumnya."ucap ustadz Abyan.
"Kalian pasti pernah dengar mengenai jodoh, rata-rata orang menilai jodoh itu ketika pasangan sudah berakhir pada sebuah pernikahan. Nah pertanyaannya, jika ada seorang perempuan setelah pernikahannya ia mengalami perceraian, atau kalau tidak pasangannya telah meninggal dunia terlebih dahulu lalu sang perempuan yang ditinggalkan suaminya meninggal itu menikah lagi, apakah mereka yang bercerai bisa dikatakan tidak berjodoh dan mereka yang menikah lagi selepas pasangan meninggal jodohnya itu pasangan yang sudah meninggal atau pasangan baru nya, lalu pasangan yang mana yang akan menemani mereka di surga kelak?" Tanya ustadz Abyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuterima Khitbahmu
SpiritualSelamat datang di cerita baru saya . Kisah ini bercerita tentang seorang anak kyai yang jatuh cinta kepada seorang santriwati dalam diamnya. Lama memendamnya sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengkhitbah wanita pujaannya. Apakah santriwati itu aka...