hidup baru

5.2K 450 7
                                    

Gadis dengan balutan tunik berwarna hitam dan sarung berwarna merah tengah duduk bersandar di jendela kamarnya.
Memandang bulan yang tertutup oleh awan.
Tidak ada bintang yang hadir pada malam ini.
Terpaan angin sedikit mengibarkan kerudung instan yang dipakai wanita itu.

Jujur, Tak ada lagi air mata yang mengalir diwajah gadis itu selama proses pemakaman bundanya siang tadi.
Hanya tatapan kosong dengan wajah yang sedikit pucat yang sanggup ia tampakkan.

Sesekali ia tersenyum ketika ketujuh sahabat dekatnya datang untuk mencoba menghibur nya.
Namun siapa yang tau, dibalik senyuman nya terdapat luka yang mengaga begitu lebarnya.
Rasa sakit akan kehilangan sosok wanita panutannya.

Semua bagaikan mimpi buruk yang tak ingin ia lihat sampai kapanpun.
Melihat wanita yang paling ia cintai terbujur kaku dengan balutan kain putih.
Dimasukan ke liang lahat oleh ayah serta kakaknya membuat dirinya tak lagi mempunyai semangat hidup.

Semenjak umi Nafisah membawa nya ke hadapan ibunya yang sudah terbungkus kain kafan.
Hanya wajahnya saja yang masih terlihat.
"Liatlah wajah orang yang selama ini menyayangi mu dengan tulus, melahirkan mu, merawatmu, tanpa pernah ia sedikit pun mengeluh. Peluklah ibumu secara perlahan, jangan biarkan air matamu menetes dikain kafanya."
Dan saat saat itu selalu berputar dikepalanya.

Zahra benar-benar ingin bangun dari mimpi buruk ini.
Mimpi yang mengharuskan ia kehilangan sosok yang sangat ia sayangi.
Wanita yang mengantarkannya kedunia yang kejam ini, bertaruh nyawa demi melahirkan sang buah hati.
Sosok malaikat tanpa sayap yang pertama kali ia lihat setelah ia dilahirkan ke dunia.
Nama yang pertama kali disebut ketika baru bisa berbicara.

Berjalan nya Zahra ke sebuah foto yang ada di meja tak jauh dari jendela.
Foto dimana ia dan ibunya tengah makan disebuah Padang rumput nan hijau.
Dengan Sang kakak yang tengah asik bermain layang-layang dibelakang nya dan Husain sang ayah yang menjadi fotografer nya.

Buliran air mata kembali mengenang di pelupuk matanya.
Rasa sesak kian menghampirinya.
Pazel pazel ingatan akan kebersamaan ia dan ibunya kembali muncul.
Sanggupkah ia menjalani kehidupannya sebagimana hari-hari biasanya?

Ketika banyak ujian yang tengah menimpamu dan kamu hampir putus asa, maka bersabarlah dan ingatlah selalu QS Ad Dhuha ayat 3 " sesungguhnya Allah tidak pernah meninggalkanmu dan tidak pernah membencimu"

***

Satu Minggu setelahnya di Jawa timur.

Malam hari.

Seorang pemuda Tampan dengan balutan baju Koko dan sarung tengah duduk di teras rumah, menahan rasa rindu yang teramat sangat kepada wanita pujaan nya.
memandang langit yang indah tanpa hiasan bintang. dan tanpa ia sadari wanita yang ia rindukan juga menatap langit yang sama.

Rasa cinta yang selama ini ia pendam semakin mencuat ke permukaan.
Jarak yang coba ia ciptakan tidak mengurangi rasa cintanya, justru itu semakin bertambah dengan adanya rindu yang tercipta.

Sudah seminggu lamanya Fahmi memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di Jawa timur.
setelah saat itu ketika ia menjalankan sholat istikharah dan mendapatkan petunjuk ia langsung menelfon abahnya, memberikan kabar bahwa hari itu ia akan kembali ke Jawa timur untuk menceritakan segalanya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam bah."

"Ngapain malem-malem malah ngelamun sendiri diluar?"

"Ah gapapa bah,"

"Kamu lagi ada masalah?"

"Ah enggak bah, Fahmi ga papa kok."

Kuterima KhitbahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang