Haloo akhirnya chapter 4 udah ada...
Lebih cepat dari dugaan wkwk, dan menurutku ini chapter yang paling panjang dari sebelumnya. Jadi bacanya pelan saja biar tau jalan cerita nya.
Jangan lupa vote dan komen disetiap paragraf yaa.
Tim kapal Sekar Arven siap berlayar mulai sekarang nih. Siapa yang setuju?
Selamat membaca 🙌
______________________________________
“IBU kok bisa sih ngomong gitu sama Sekar? Sekar selama ini gak pulang karena di rumah sakit.” Rafera berkata dengan suara sedikit meninggi. Tentu saja karena kesal Rafera bisa berkata seperti itu kepada orang yang lebih tua.
“Saya gak peduli kamu di rumah sakit karena sakit atau emang alasan kamu saja.”
Rafera menghembuskan napasnya pelan. “Yaudah terserah Ibu aja.” Rafera berjalan menuju meja yang terdapat deretan gelas kaca yang terlihat bersih dan juga ada teko berisi air mineral. Sungguh Rafera merasa sangat haus, dari pagi energinya terkuras.
“Mau ngapain kamu?” tanya Ibu Sekar dengan nada ketus.
“Mau minum, haus.”
“Gak! Kerja dulu baru bisa santai. Kamu pikir air minum ini dibeli gratis?”
Rafera menggebrak meja makan dengan perasaan dongkol, kenapa Sekar mempunyai Ibu yang perhitungan kepada anaknya tentang air minum saja. Padahal Rafera ingin minum satu gelas saja, memangnya semahal apa harganya.
“Sekar kerja apa Bu? Sekar aja belum lulus SMA!”
“Itu bukan urusan saya! Biasanya juga kamu pulang-pulang bawa uang. Pasti kamu tetap bisa kerja.”
“Sekar capek Bu, nanti sore ya Bu cari kerjanya.” Rafera berkata seraya memohon, Rafera tidak tahu akan bekerja dimana. Seumur hidup dirinya tidak pernah merasakan cari uang sendiri.
“Sekarang! Cepat sana ganti baju!” ucap Ibu Sekar seraya mendorong kasar punggung Rafera menuju ruangan yang sepertinya kamar tidur.
“Saya mau arisan dan pulangnya malam. Pokoknya saya pulang kamu harus bawa uang yang banyak. Kalau pulang telat jangan harap kamu tidur di rumah ya! Jadi gelandangan aja sana.”
Rafera hanya bisa mengelus dadanya ketika Ibu Sekar keluar rumah seraya menutup pintu dengan kencang. Rafera memilih memasuki kamar tidur yang sepertinya milik Sekar. Terlihat foto Sekar yang di sekeliling dinding kamar serta piagam perlombaan.
“Kasihan jadi lo Sekar, udah berusaha menjadi anak yang cerdas tetap gak diperlakukan seperti anak.” Rafera berkata seraya memegang bingkai yang berisi piagam perlombaan olimpiade cerdas cermat kimia.
Pandangan Rafera beralih pada foto di meja belajar, terdapat foto Sekar bersama Vano menggunakan seragam sekolah dengan medali yang bertengger manis di leher mereka. Lalu ada foto Arven yang sedang bermain basket di lapangan sekolah.
Rafera mengambil buku tulis usang yang berada di pojok meja belajar, dengan sampul coklat berisi tulisan 'Catatan Harian', dan juga terdapat pulpen yang berada di halaman pertama buku. Rafera membuka buku tersebut dan ia disuguhkan dengan tulisan yang membuatnya merasa kasihan karena bertuliskan 'Buku diary yang beneran harga nya mahal, jadi pakai buku tulis kecil bekas aja hehe'.
Di halaman kedua, terdapat foto Sekar bersama Kak Rania. Lalu berikutnya terdapat tulisan tentang kejadian Sekar difitnah oleh Clara dan sahabatnya.
Kejadiannya tepat sekitar satu tahun yang lalu ketika Sekar kelas sebelas. Saat itu Sekar diperintahkan oleh Diana untuk membelikan makanan di kantin untuk Clara, Alfinda, dan untuk Diana sendiri dengan syarat satu kali membawanya. Sebenarnya Sekar keberatan karena pesanan mereka sangat banyak, namun karena dirinya takut jadi hanya bisa menurut.
![](https://img.wattpad.com/cover/294064943-288-k502468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sekar
Fiksi RemajaSeperti mimpi buruk. Tidak pernah terbayangkan bagaimana rasanya hidup di tubuh orang lain. Apalagi orang itu hidup penuh dengan masalah. Rafera Shaney, dirinya harus merasakan hidup penuh penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh asli yaitu Sekar...