CHAPTER 8

76 64 11
                                    

Dikit lagi menuju konflik ringan yang berarti pantengin terus ceritanya wkwkwk.

Intinya terima kasih untuk yang udah vote dan komen yang banyak buat cerita ini.

Selamat membaca 😁

_______________________________

RAFERA sudah tiba di sekolah pagi-pagi sekali, karena waktu masih menunjukkan pukul 05.17 WIB. Sebab Rafera ingin menghindari Ibu Sekar, karena pasti wanita itu akan melayangkan berbagai pertanyaan kepadanya.

Semalam Kak Rania yaitu Kakak kandung Sekar berkunjung ke rumah Sekar seorang diri, karena suaminya masih bekerja. Alasan Kak Rania berkunjung ialah karena dia sendirian di rumah dan sangat merindukan Ibu dan Adiknya itu. Beruntung Kakak dari Sekar itu memberikan Rafera sejumlah uang dan juga ponsel baru, Kak Rania sangat tahu kepribadian Ibu kandungnya terhadap Adiknya.

Karena diberi uang yang lumayan banyak, Rafera gunakan untuk naik ojek ke sekolah. Dan juga hari ini gadis itu berniat untuk sarapan di kantin sampai kenyang.

Sesampainya di kantin Rafera langsung memesan satu piring nasi goreng ditambah kerupuk dan acar, lima macam gorengan, satu gelas es teh dan dua botol air mineral untuk di kelas .

Sambil menunggu pesanannya, Rafera bermain ponsel barunya. Pertama Rafera akan membuat akun chat online dan juga akun sosial media lainnya. Untung saja Rafera masih mengingat email serta password dari akun miliknya. Gadis itu mulai membuka sosial media yang selalu ia gunakan, banyak pesan masuk dari temannya maupun saudaranya. Hal itu membuat Rafera bingung harus menjawab atau tidak dengan keadaannya yang seperti ini.

Pesanan datang Rafera segera memasukan ponselnya ke dalam tas nya, Rafera belum menyadari bahwa ketika ia menutup resleting tasnya gadis itu belum mematikan data selulernya yang membuat beberapa pesan masuk ke akunnya.

"Enak banget nasi goreng nya. Langsung beli lagi nih pas istirahat." Rafera tetap menjadikan nasi goreng sebagai makanan favoritnya.

Mengunyah sesuap nasi goreng untuk ke lima kalinya, Rafera dibuat tersedak oleh seseorang yang dengan kasarnya menoyor bagian belakang kepalanya. Rafera buru-buru minum air mineral agar tidak tersedak lagi.

Rafera menatap tajam Clara yang seenaknya duduk di depannya seraya memakan gorengan yang sama sekali belum Rafera sentuh. Alfinda dan Diana juga melakukan hal yang sama membuat Rafera mengepalkan tangannya kuat.

Ingin rasanya Rafera menjambak rambut mereka hingga lepas, namun Rafera berusaha untuk tetap sabar. Bisa saja Rafera protes kepada mereka seperti yang ia lakukan untuk pertama kali sekolah di sini. Tetapi waktu itu Rafera lupa jika dirinya adalah Sekar, bukan Rafera.

"Beliin kita sarapan dong, keliatannya sih lo lagi banyak duit."

"Iya bener Al, buktinya beli gorengan banyak," balas Clara dengan tatapan yang membuat Rafera kesal.

Rafera masih melanjutkan makan nya, tanpa memperdulikan Clara yang sibuk mengambil gorengan di depannya.

"Lo denger gue gak sih? Pagi-pagi jangan bikin gue kesel ya!"

"Denger kok, kuping gue sehat wal-afiat," balas Rafera dengan tertawa kecil.

Clara mengatur napasnya yang bergemuruh, gadis itu terlihat sangat kesal karena ucapannya dijawab seperti itu. Clara berdiri dari duduknya dan dengan kasar menjambak rambut panjang Sekar yang membuat Rafera spontan mendongak.

"Udah bisa jawab ya lo? Di ajarin siapa?!"

"Lepas! Kepala gue sakit!"

"Gak akan semudah itu gue lepasin. Karena lo udah bikin gue makin benci sama lo! Jadi cupu gak usah sok berani!"

Untuk Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang