Selamat datang di chapter 23. Jangan lupa vote dan nanti komen yang banyak yaa. Mode maksa ini mah 😆
Selamat membaca...
__________________________________
BERBAGAI macam makanan sudah tersusun rapi di atas meja makan. Di sana terdapat nasi kuning, ayam goreng, mie goreng, tumis tempe yang dikeringkan, lalapan, serta sambal dan kerupuknya untuk menambah kelengkapan lauk pauk yang menjadi pendamping nasi kuning.
“Akhirnya udah kelar juga ya Kak, lumayan banyak yang Kak Rania masak.” Rafera bersandar pada kursi makan seraya menegak habis air dingin. Sedangkan Rania memilih untuk memasukkan kue ulang tahun buatannya ke dalam kulkas.
“Cepat selesai juga karena kamu bantuin Mba.”
Rania menatap jam dinding di ruang tamu yang terlihat dari dapur. “Udah jam tujuh malam. Kamu mau mandi atau makan dulu?”
“Mandi aja Kak, makan nya tunggu Kak Robi aja.”
“Yasudah, Mba mau mandi juga,” jawab Rania yang mulai berjalan menuju kamarnya.
Akhirnya Rafera berjalan memasuki ruang kamarnya melewati satu persatu anak tangga. Sesampainya di kamar, Rafera segera merebahkan dirinya di tempat tidur untuk menghilangkan sejenak rasa lelahnya.
Bunyi notifikasi sosial media milik Rafera mengundang perhatian gadis itu. Setelah mendengar suaranya, Rafera pun membuka kolom chat di sosial media yang terdapat pesan dari Dion dan sekalian Rafera membalasnya.
Dion :
Besok pagi gue jemput di mana?Rafera :
📍Lokasi.
Inget! Besok lo nunggu di depan pagar aja.Dion :
Kenapa?Rafera :
Gak usah banyak tanya deh, tinggal nurut aja.Dion :
Tingkat kepercayaan gue kalau lo Fera, naik jadi 40%. Soalnya galak lo keluar sih.Rafera mengulum senyum ketika membaca deretan pesan dari Dion. Bukan apa-apa, hanya saja Rafera merasa sedikit tenang tatkala sahabat kecil nya itu mulai percaya padanya.
Besok Rafera akan buktikan jika dirinya memang benar Rafera dengan cara menceritakan semua kejadian yang gadis itu alami dari awal niatnya ingin membantu Sekar.
Harapan Rafera adalah semoga saja apa yang ia ceritakan akan masuk akal di otak Dion yang pemahamannya minim itu. Agar Rafera tidak bersusah payah untuk menjelaskannya terus menerus.
Tak terasa detik demi detik berlalu, Rafera yang menyadari bahwa ia sudah cukup lama bermain ponsel segera meletakkan kembali ponsel nya pada nakas yang berada di samping kasurnya. Gadis itu segera membersihkan tubuhnya yang lengket akibat terlalu lama berada di dapur.
Di tempat lain, Clara memilih menonton film saja bersama Alfinda dan juga Diana, sebab sejak tadi mereka bertiga hanya diam memikirkan ingin melakukan apa yang tidak membosankan.
“Gue nginep di rumah lo dulu ya sampai besok,” tiba-tiba Clara memberhentikan durasi vidio yang sedang ia tonton bersama sahabat nya itu.
Alfinda mengangguk menanggapi. “Lo bebas mau disini selama yang lo mau.”
“Emangnya lo kenapa sih tumben banget nginep di rumah Finda gak hari libur semester?” kini Diana bertanya.
“Kakak gue lagi dekor rumah buat acara ulang tahun pacarnya. Daripada gue dijadiin babu, mending nonton film sama kalian.”
“Bener sih, gue juga kalau jadi lo mending ngumpul sama temen.” Alfinda menyahut.
“Bucin banget Kakak lo Clar, pake acara dekor rumah buat pacarnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sekar
Teen FictionSeperti mimpi buruk. Tidak pernah terbayangkan bagaimana rasanya hidup di tubuh orang lain. Apalagi orang itu hidup penuh dengan masalah. Rafera Shaney, dirinya harus merasakan hidup penuh penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh asli yaitu Sekar...