Selamat datang di chapter 32. Jangan lupa vote dulu sebelum membaca. Dan ramaikan cerita ini dengan komen sebanyak mungkin.
Selamat Membaca
_________________________________________DENGAN berat hati Rafera berpamitan kepada Ayahnya. Mau tidak mau dirinya harus kembali ke rumah Rania. Tentu saja hal itu sulit bagi nya dan juga sang Ayah.
Setelah berpamitan yang cukup lama. Akhirnya Rafera bisa pergi meninggalkan rumahnya. Bersama Dion, Rafera akan kembali ke rumah Rania. Dan Rafera juga akan berterus terang tentang apa yang selama ini ia alami.
Melewati perjalanan yang panjang, akhirnya mereka sampai juga di rumah Rania. Dahi Rafera mengkerut melihat ada sendal orang lain di depan pintu masuk. Rafera duga pasti ada tamu di rumah Rania.
Rafera memasuki rumah Rania bersama dengan Dion. Dion hanya sebentar karena ia hanya ingin menumpang ke kamar mandi.
Rafera terkejut mendapati Ibu dari Sekar yang tengah terduduk di sofa bersama Rania. Mereka tampak sedang mengobrol sampai-sampai mereka tidak menyadari kehadiran Rafera.
Dion segera berlari ke kamar mandi lantai bawah, dan Rafera menghampiri mereka. Sontak keduanya menoleh bersamaan ke arah Rafera yang tersenyum tipis.
Seakan semuanya berpihak padanya, dan kebetulan pula Ibu Sekar dan juga Kakaknya Rania ada di sini. Jadi memang tidak usah menunggu waktu lagi untuk menceritakan semuanya.
“Sekar mau ngomong.”
“Darimana aja kamu!”
Rafera menatap penuh wajah Ibu Sekar yang malah bertanya padanya dengan nada tinggi. Rafera sampai berpikir bahwa semua yang ada dipikiran Ibu Sekar hanya kebencian padanya.
“Kamu mau ngomong apa?” Rania berkata lembut sangat berbanding terbalik dengan Ibunya.
“Sekar mau jujur. Mau percaya atau ngga itu terserah. Yang penting Sekar udah cerita yang sebenarnya ke kalian.”
Dion menatap Rafera dari depan pintu kamar mandi. Ia sudah selesai dan ingin berpamitan kepada Rafera. Namun niatnya ia kubur kembali tatkala melihat Rafera yang sedang mengobrol serius. Mungkin memang Rafera sudah jujur dengan hal yang ia alami.
Dengan napas terputus putus, Rafera berusaha untuk menceritakan semuanya. “Sebenarnya aku ini Rafera, bukan Sekar.”
Rafera menatap aneh wajah Rania yang tidak menggambarkan keterkejutan sama sekali. Sedangkan Ibunya Sekar hanya menampilkan ekspresi cuek yang sepertinya tidak memperdulikan apapun.
“Ini memang kedengerannya aneh. Tapi ini nyatanya. Aku Rafera, bukan Sekar.”
“Lalu?”
“Hah?!” balas Rafera tidak percaya dengan pertanyaan singkat dari Ibunya Sekar.
“Yaudah kalau emang kamu bukan Sekar. Dengan ini, saya nggak perlu ketemu sama Sekar lagi.”
Rania menenangkan sang Ibu, lalu ia menatap penuh prihatin kepada Rafera. Hal itu justru membuat Rafera tidak mengerti.
“Mba udah menduga kalau kamu bukan Sekar Adiknya Mba.”
“Maksudnya?” tanya Rafera dengan kebingungan di benaknya.
“Banyak sikap kamu yang berubah semenjak kamu ternyata koma. Mba awalnya mengira kamu itu cuma lupa ingatan. Tapi ternyata semuanya nggak pas sama sikap kamu yang berubah.” jelas Rania yang membuat Rafera dan Dion yang mendengar nya dari jauh kebingungan.
Diam-diam Dion berjalan ke arah pintu keluar rumah, dan ia berpamitan lewat isyarat kepada Rafera yang tidak sengaja menatapnya. Hanya saja Dion takut jika harus bertatap muka dengan Ibunya Sekar.
“Mba dengar, banyak perubahan yang terjadi di sekolah. Arven pernah cerita sama Mba. Dan Ibu juga pernah cerita sama Mba kalau kamu sekarang berani lawan Ibu. Dari situ Mba udah duga kalau kamu itu bukan Sekar Adiknya Mba.”
“Jadi, kamu tau dimana Sekar?”
Pertanyaan Rania sontak membuat Rafera terdiam seketika. Ia bingung harus menjawab apa. Sedangkan dirinya sendiri tidak tahu dimana Sekar yang asli berada.
“Rafera juga nggak tau Kak. Rafera bangun dari koma, Rafera udah jadi Sekar.”
“Tapi sebelumnya kamu pernah ketemu Sekar?” kini Ibu Sekar bertanya.
“Pernah. Rafera ketemu Sekar pas detik-detik Sekar mau terjun ke sungai. Waktu itu Rafera mau samperin malah Rafera ditabrak mobil. Jadinya Rafera gagal.”
Rania menutup mulutnya terkejut. Itu berarti Adiknya sudah tiada. Dan seperti yang ia lihat, kini tubuh Adiknya berisi jiwa orang lain.
“Saya juga mau bilang sama kamu. Kalau Sekar bukan anak kandung saya.”
“Apa?!” tanya Rafera tidak percaya.
“Sekar hanya anak haram. Dia anak suami saya dan selingkuhan nya. Dan bodohnya, suami saya mau mengurus anak haram itu!”
“Ibu! Cukup!” Rania berkata dengan nada tinggi.
Rafera yang mendengar nya hanya bisa terdiam dan perasaannya yang campur aduk. Dadanya sakit, seperti ia merasakan sakit yang mungkin saja akan Sekar rasakan ketika ia mendengar semua ini.
“Ibu nggak bisa sembunyiin ini terus Rania. Bagaimanapun juga dia harus tau. Kalau perlu, nyawa Sekar harus denger semuanya.”
Rafera menganggukkan kepalanya. “Iya, ucapan Tante emang benar. Cepat atau lambat, Rafera harus tau hal ini. Biar Rafera nggak salah paham terus sama Tante.”
“Bagus kalau gitu. Mulai sekarang, kamu nggak usah tinggal di rumah saya atau rumah Rania. Kamu ini udah nggak ada urusan lagi sama keluarga saya. Suami saya juga udah meninggal.”
“Oke. Rafera akan pergi dari sini. Makasih atas semua yang udah kalian kasih buat Rafera atau Sekar. Dan maaf kalau selama ini Rafera dan Sekar selalu ngerepotin kalian.”
Rafera berlalu dan memasuki kamarnya. Ia ingin mengemasi barang-barangnya. Ia tidak peduli dengan Rania yang terus menghalangi nya. Rania terlalu baik pada Rafera yang membuat Rafera tidak merasa bersalah dengan apa yang ia putuskan.
Dirasa sudah selesai mengemas. Rafera membawa satu koper dengan dua tas jinjing. Serta slingbag nya yang berisikan HP dan juga dompet.
“Rafera pamit. Rafera akan kembali menjadi Rafera, dan bukan Sekar.”
Rafera memesan ojek online mobil menuju rumahnya. Rumahnya yang bersama sang Ayah. Mungkin memang ini jalannya, akan ia lakukan apapun yang terjadi.
Rafera pamit. Rafera tidak henti-hentinya meminta maaf kepada Rania, Ibu Sekar, dan juga Sekar yang Rafera sendiri tidak tahu ia mendengar atau tidak.
Rafera meminta maaf, maaf jika Rafera tidak bisa menjadi Sekar yang Sekar inginkan.
___________________________________________
Kasian banget Rafera. Akhirnya Rafera tau kalau Ibunya Sekar jahat sama Sekar karena emang Sekar bukan anak kandungnya. Tapi kan bukan berarti harus jahat gitu ya.
Mungkin dua atau tiga chapter lagi akan tamat. Dan yang pastinya, aku bakal buat cerita baru.
Oke sampai jumpa di next chapter 33.
![](https://img.wattpad.com/cover/294064943-288-k502468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sekar
Genç KurguSeperti mimpi buruk. Tidak pernah terbayangkan bagaimana rasanya hidup di tubuh orang lain. Apalagi orang itu hidup penuh dengan masalah. Rafera Shaney, dirinya harus merasakan hidup penuh penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh asli yaitu Sekar...