CHAPTER 33

35 25 0
                                    

Hai ketemu lagi di chapter 33. Jangan lupa vote nya sebelum membaca.

Selamat membaca.
_______________________________________

SUDAH sekian lama Rafera tidak merasakan kehangatan yang tercipta dari Ayahnya. Sungguh ia merindukan hal ini. Akhirnya ia bisa kembali menjadi Rafera walaupun tubuhnya masih menjadi Sekar.

Saat ini, masih hari libur. Rafera sedang sarapan bersama sang Ayah. Seperti biasa, mereka sarapan nasi goreng. Dan nasi goreng tersebut buatan Ayah Rafera. Rasa dari nasi goreng tersebut tidak berubah, rasanya tetap nikmat seperti terakhir ia mencobanya dulu.

Kemarin dirinya disambut hangat oleh Ayahnya. Dan Dion, cowok itu sampai saat ini belum mengetahui jika ia kembali. Karena memang Rafera tidak mengabarinya.

“Fera masih boleh tinggal bareng Ayah 'kan?” tanya Rafera ragu.

Ayahnya hanya tersenyum. “Kenapa tanya begitu? Ini 'kan rumah kamu juga Fera. Justru Ayah senang banget akhirnya kamu kembali.”

Rafera mengangguk. “Oh iya Yah. Mulai sekarang, Fera mau bantu Ayah jaga toko. Toko Ayah masih ada 'kan?”

Rafera hanya ingin membantu sang Ayah karena ia berpikir bahwa Ayah nya lelah menjaga toko sekaligus mengajar anak-anak bela diri, terbukti dengan tubuh Ayahnya yang mulai terlihat kurus.

“Ngga usah, kamu pasti capek. Mending kamu belajar buat ujian besok.”

Rafera menggeleng. “Gapapa kok Yah. Dari kemarin Fera udah belajar mulu.”

Ayah Rafera mengangguk pelan. “Yaudah terserah kamu.”

“Yaudah Fera mau siap siap ke toko ya Yah. Ayah ikut?”

“Kamu duluan aja ke sana. Ayah mau istirahat dulu sebentar.”

Rafera memasuki kamar nya. Nuansa hitam putih menyelimuti seluruh rangkaian kamar Rafera, dari warna cat dinding, warna pintu, gorden, hingga barang-barang pribadi Rafera yang sebagian besar bewarna hitam.

Sudah lama dirinya tidak menggunakan pakaian favorit nya. Seperti celana jeans hitam dengan ikat pinggang, dan sweater hitam. Tidak lupa dengan slayer hitam putih yang ia ikat pada kepalanya, membiarkan rambutnya tergerai.

Make up tipis, anting hitam, gelang hitam, kalung berliontin huruf R dan kacamata hitam menghiasi dirinya. Sungguh terlihat seperti orang aneh yang anehnya Rafera suka itu.

Gadis itu keluar dari kamarnya dan menuju rak sepatu. Ia akan memakai sneakers putih dengan pinggiran hitam.

Dan ya. Rafera dengan outfit hitam nya.

Hal yang paling Rafera tunggu. Ia segera ke halaman rumahnya dan mengeluarkan motor nya. Sungguh, dengan tubuh sekecil ini, Rafera sedikit kesulitan menaiki motor nya yang tinggi dan berat ini.

“Berat banget anjir nih motor. Gue masih bisa pake nya ngga ya?” ucap Rafera pada dirinya sendiri. Gadis itu meletakkan kacamatanya di kerah sweater nya.

Dengan kekuatan penuh, akhirnya ia bisa mengeluarkan motornya. Namun sepertinya motornya tidak bisa menyala karena sudah lama tidak digunakan.

Gadis itu mengecek bensin dan oli. Dan ternyata masih aman. Semoga saja motornya masih bisa ia pakai.

Rafera menaiki motornya sedikit kesusahan, untung saja sneakers miliknya lumayan tebal alasnya, alhasil ia bisa menaiki motornya tanpa terjatuh.

Rafera segera menyalakan motornya, dan akhirnya motornya bisa nyala. Tentu hal itu membuat Rafera teriak kesenangan. Lalu gadis itu mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Untuk Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang