CHAPTER 24

40 32 2
                                    

Seperti biasa vote dan komen nya jangan dilupakan. Tolong tandai jika ada kesalahan dalam penulisan. Terima kasih....

Selamat membaca 🙌.

____________________________________

DION mengendarai mobilnya dengan pelan, dengan tangan kirinya yang menggenggam ponselnya yang menampilkan lokasi yang Rafera berikan kemarin.

Setelah menelusuri deretan perumahan mewah, Dion akhirnya menemukan rumah yang sesuai dengan alamat yang terpampang jelas di ponselnya.

Dion lupa untuk memundurkan mobilnya kembali agar orang yang berada di rumah Rania tidak mengetahui keberadaan Dion. Namun ternyata Rania sudah menyadari jika ada mobil yang berhenti di depan rumahnya. Buru-buru ia keluar gerbang yang sebelumnya meletakkan sapu lidi yang ia gunakan untuk menyapu halaman.

“Mampus jangan-jangan itu Kak Rania yang punya rumah.”

Dion mengacak rambutnya kesal. Ia mencoba mengatur napasnya, lalu keluar dari mobilnya dan menghampiri Rania yang hanya berjarak tiga langkah darinya.

“Kamu cari rumah siapa?” Rania bertanya ketika Dion tiba-tiba menyalimi punggung tangannya.

“Saya Dion Kak, teman nya.....”

Dion seketika mengatupkan bibirnya. Sungguh ia lupa menanyakan Rafera, siapakah nama gadis yang kini menjadi tempat untuk Rafera hidup kembali.

“Temannya Sekar ya? Tumben temannya Sekar main ke rumah. Ayo Dion masuk, Mba bangunin Sekar dulu.”

Dion terdiam dengan bibirnya yang terbuka sedikit. Ia hanya bingung mengapa Rania cepat menyimpulkan bahwa ia adalah teman dari Sekar.

Dion memasuki ruang tamu yang sangat luas, jelas saja karena memang ia sedang berada di perumahan elit. Dion duduk di sofa sendiri, karena Rania berjalan menuju kamar tidur Rafera yang ternyata pintunya tidak dikunci.

“Sekar, ada teman kamu tuh.” Rania mencoba mengguncangkan punggung Rafera yang masih berada di kasur.

Rafera terbangun, namun ia masih belum menyadari apa yang dikatakan orang yang berada di dekatnya itu. Terlihat seperti bayangan yang buram, Rafera segera mencari kacamatanya.

“Kak Rania? Kenapa Kak?”

Rania mengelus pucuk kepala Adiknya. “Ada temanmu, tuh.”

Masih berusaha mengumpulkan kesadaran, Rafera mengedipkan matanya seraya mencoba mengingat siapa yang akan datang ke sini. Akhirnya nama Dion yang terngiang-ngiang di kepalanya.

“Astaga! Sekar mandi dulu deh Kak, tolong temenin Dion dulu.” Rafera segera berlari menuju kamar mandi yang membuat Rania terkekeh, namun akhirnya Rania memilih untuk menyiapkan minuman dan sepotong kue ulang tahun untuk Dion.

Rania membawa nampan berisi satu gelas jus mangga dan tiga potong kue ulang tahun buatannya. “Sekar nya mandi dulu, ayo cobain kue buatan Mba.”

“Terimakasih, Mba.” Dion sedikit ragu memanggil Rania dengan sebutan seperti itu.

“Nggak apa-apa Dion, panggil saya Mba aja.” Rania seakan tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Dion.

Robi keluar dari kamarnya hendak keluar rumah, laki-laki tersebut ingin berpamitan kepada Rania seperti biasa. Namun Rania membiarkan nya dan memilih mengobrol dengan bertanya kepada Dion.

“Kamu beda sekolah ya sama Sekar. Mba gak pernah lihat kamu kalau antar jemput Sekar.”

Dion melirik Robi yang masih terdiam di samping Rania. Dion hanya bisa mengangguk dengan kebingungan yang melanda pikirannya.

Untuk Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang