CHAPTER 35

38 24 2
                                    

Halo Halo Hai. Chapter 35 udah siap ni. Jangan lupa vote sebelum membaca yaaa.

Selamat membaca.
_______________________________________________

RAFERA menyeka keringat yang membasahi pelipis nya. Gadis itu baru saja selesai ujian praktik olahraga yaitu bola basket. Rafera tidak menduga jika tadi ia sangat mudah memainkan bola basketnya.

Cowok-cowok yang melihat aksi Rafera di lapangan tadi semuanya terpekik kagum. Melihat Rafera dengan jagonya memainkan bola basket dengan keringat yang membasahi wajah hingga leher nya itu.

Rambutnya yang dicepol asal menambah kecantikan gadis itu. Dan akhirnya dari mereka ada yang menyadari betapa cantiknya Sekar.

“Nih minum buat lo.”

Rafera terkekeh geli menatap Vano yang memberikan air isotonik kepadanya. Laki-laki itu terlihat mengenakan pakaian formal yang sepertinya telah usai ujian praktik pelajaran Bahasa Inggris.

Aturan sekolah di sana memang seperti itu. Semua kelas dua belas memang serentak melaksanakan ujian praktik. Namun beda kelas beda jadwalnya.

Kini kelas Rafera ujian praktik olahraga saja, sedangkan Vano hanya ujian praktik Bahasa Inggris.

“Makasih Vano.” Rafera menerima air isotonik itu.

“Iya sama-sama.”

Keheningan menyelimuti keduanya. Rafera memilih menatap teman sekelasnya yang bermain basket untuk ambil nilai ujian praktik, karena tadi berdasarkan urutan absen.

“Oh iya Fer. Sorry kemarin gue nggak sengaja dengar pembicaraan lo sama Arven di kantin.” Vano memulai ucapannya untuk memecah keheningan.

Sontak Rafera menatap Vano dengan ekspresi terkejut. “Lo ke kantin? Kok gue ngga sadar ya.”

Vano tersenyum tipis. Memang awalnya ia tidak berniat untuk ke kantin. Namun, ketika ia selesai konsultasi dengan Pak Juna, Pak Juna memintanya untuk membelikan kopi susu hangat di kantin. Karena Pak Juna sedang sibuk dengan murid-murid yang konsultasi padanya tentang Perguruan Tinggi Negeri.

“Pertemuan yang ngga sengaja kali ya namanya. Karena gue juga ngga ada niatan ke kantin sih.”

“Jadi, lo udah tau kalau gue bukan Sekar?”

Vano mengangguk mengiyakan pertanyaan Rafera. Cowok itu berpamitan kepada Rafera untuk pamit pulang. Sebab ia sudah bosan di sekolah. Hari ini juga dirinya hanya ada satu pelajaran yang sudah ia kerjakan tadi.

Rafera juga ingin pulang. Pulang ke rumahnya. Rafera akan ke sekolah lamanya namun ia pulang ke rumah dahulu untuk berganti seragam.

Lagipula Dion sudah mengabarinya kalau Dion sudah pastikan hari ini tidak ada guru yang mengajar. Hal itu menjadi kesempatan Rafera untuk menyelinap masuk ke sekolah nya.

🧩🧩🧩

“Lo bolos?”

Kini Rafera sudah tiba di rumah. Ia terkejut mendapati Dion yang sedang bersantai di sofa. Tentu Rafera segera duduk di sebelah Dion.

“Tadi abis absen langsung cabut gue. Udah cepetan lo ganti seragam.”

Rafera mengangguk lalu ia berlalu memasuki kamarnya guna membersihkan diri dan berganti seragam. Membiarkan Dion yang masih bersandar pada sofa seraya memainkan ponsel nya.

Setelah usai membersihkan diri dan mengenakan seragam sekolah nya yang dulu. Rafera berdiri di depan cermin besar yang berada di ujung kamarnya. Terdiam menatap pantulan dirinya di cermin itu.

Untuk Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang