Ini kayaknya udah lama banget ya ga update wkwkwk, kalau ada yang nunggu ampe lupa kalo ada cerita ini, maaf ya🙂
Seperti biasa vote dan komen nya jangan dilupakan. Tolong tandai jika ada kesalahan dalam kepenulisan. Terima kasih....
Selamat membaca 🙌.
____________________________________
MASIH dengan perasaan dongkol, Rafera berjalan memasuki rumah Vano mengikuti langkah Mbok Ninik yang menuju ruang tamu. Bagaimana tidak menampilkan wajah muram, tadi saat Rafera tertidur, Dion dengan kasar mengagetkan nya ketika mobilnya sudah sampai tujuan.
Kepala Rafera terasa pusing sedikit, ditambah luka lututnya yang membuat kaki nya kaku. Segera Rafera duduk di sofa dengan tangannya yang telaten membuka balutan luka nya.
Mengambil tisu di meja, Rafera menunggu Mbok Ninik meletakkan belanjaan. Sedangkan Dion, cowok itu menuju kamar mandi tamu karena tiba-tiba perutnya terasa mulas.
“Neng, sebentar ya. Mbok cari kotak P3K dulu.”
Mbok Ninik kebingungan, mencari kotak P3K yang tiba-tiba tidak ada di tempat nya. Ia segera mencari di berbagai rak mulai dari ruang tamu hingga kamar nya yang berada di lantai yang sama dengan ruang tamu dan meja makan.
Dari tangga, Vano turun seraya membawa kotak P3K yang dicari pembantunya. Niat nya turun untuk menuju dapur karena ingin memasak mie instan yang semalam baru ia beli, seketika dirinya hanya diam tatkala melihat Rafera yang sedang sibuk membersihkan luka nya dengan tisu.
Mbok Ninik menyadari keberadaan Vano dan ia segera menghampiri Vano untuk meminta kembali kotak P3K tersebut.
“Tumben obati sendiri,” seakan Mbok Ninik tahu alasan apa ketika Vano membawa kotak medis itu.
Vano hanya diam, ia melanjutkan langkah nya menuju dapur dan segera merebus air di panci kecil untuk memasak mie instan nya yang baru ia beli semalam.
“Vano?” Rafera menatap heran. “Ini rumah lo?” tanya Rafera.
“Lho? Kalian saling kenal?”
Rafera mengangguk ucapan Mbok Ninik. “Iya Bu, kita satu sekolah.”
Vano telah usai memasak mie, lantas cowok itu makan sendiri di meja makan dapur yang biasanya Mbok Ninik gunakan untuk makan. “Dia Sekar Mbok.”
“Ya ampun ternyata ini yang namanya Sekar, Vano sering cerita tentang kamu Neng, tapi Mbok gak tau kalau ternyata Eneng Sekar yang bantu Mbok tadi.” Mbok Ninik berucap seraya memberi kotak P3K kepada Rafera.
“Bantuin apa Mbok?”
“Tadi Mbok kecopetan di pasar, eh Neng Sekar sama temannya nolong Mbok. Lihat tuh, lutut Neng Sekar sampai luka gitu. Mana tadi mereka jago bener pukulin penjahat nya.”
“Sejak kapan lo berani pukulin penjahat? Bukannya sama Clara aja lo takut?”
“Ada apa nih?” Dion, keluar dari kamar mandi menatap heran tiga orang yang sedang mengobrol. Dion menatap Vano tanpa kedip, ia merasa seperti pernah melihat Vano namun lupa di mana tempatnya.
“Lo bukannya cowoknya Rosa?” Vano melayangkan pertanyaan kepada Dion.
“Lo cowoknya Rosa?” Kini Rafera bertanya kepada Dion juga.
Dion mengedipkan matanya sejenak. “Lo berdua kenapa natap gue kayak gitu sih? Iya, gue cowoknya Rosa. Rosa yang sekolah di sekolah yang sama kayak lo berdua.”
“Sejak kapan? Kok lo gak cerita? Lo anggap gue apa Dion?” Rafera menatap lekat dengan ucapan yang bertubi-tubi. Dion hanya mengatupkan bibirnya.
“Belum lama banget sih, gue kenal dia pas dia di taman sendirian. Jadi gue samperin dan coba kenalan.”
![](https://img.wattpad.com/cover/294064943-288-k502468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sekar
Teen FictionSeperti mimpi buruk. Tidak pernah terbayangkan bagaimana rasanya hidup di tubuh orang lain. Apalagi orang itu hidup penuh dengan masalah. Rafera Shaney, dirinya harus merasakan hidup penuh penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh asli yaitu Sekar...