Haloo selamat pagi, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalaninya...
Chapter ini agak panjang dari biasanya jadi baca nya pelan aja yaa sekalian nemenin yang lagi puasa😌
Selamat membaca dan semangat berpuasa👌
__________________________________
WAKTU menunjukkan pukul 04.21 WIB. Rafera terbangun dari tidurnya dengan keadaan keringat yang membasahi seluruh wajahnya. Gadis itu mengalami mimpi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Kini Rafera terduduk dengan menyentuh dahinya yang berkeringat, dirinya juga merasakan sakit di bagian kepalanya. Rafera mengerjapkan matanya dan tiba-tiba matanya terasa berat dan penglihatannya mulai rabun.
“Ini gue kenapa sih? Pusing banget.”
Rafera memilih menuju meja belajar dengan langkah yang pelan, gadis itu mulai mencari sesuatu yang akan membantunya. Kacamata lama milik Sekar yang saat ini Rafera pikirkan.
“Kacamata nya dimana sih. Gak mungkin Sekar gak punya kacamata yang lainnya.”
Rafera tetap mengobrak-abrik laci di kamar itu dan mengeluarkan isinya. Cewek itu membuka laci paling bawah dan menemukan satu lembar foto yang membuatnya bingung. Namun Rafera mengabaikan foto itu dan memilih mencari kacamata lagi.
Akhirnya Rafera beralih membuka kotak kardus yang berada di pojok kamar yang ternyata berisi barang lama yang mungkin masih berharga bagi Sekar. Karena isinya berbagai boneka kecil, gantungan kunci, jepitan rambut, dan yang terakhir Rafera temukan adalah dua tempat kacamata yang masih terdapat kacamata di dalamnya.
Rafera mencoba satu persatu kacamata itu, dan yang terasa lebih membantu ialah kacamata dengan frame abu-abu dengan lensa yang sedikit bulat.
Namun sebenarnya pandangannya masih terlihat sedikit buram, karena kacamata tersebut sepertinya kacamata Sekar yang lama dengan minus dibawah tiga. Tetapi Rafera tetap bersyukur, karena setidaknya ini lebih baik daripada tidak menggunakan kacamata sama sekali.
“Apa ini saat nya jiwa gue sudah berhasil menyesuaikan dengan tubuh Sekar, sampai-sampai gue kena minus juga.”
Rafera mulai menyiapkan seragam serta peralatan sekolah lainnya. Gadis itu tidak sengaja melihat foto Sekar menggunakan seragam sekolah dengan rambut dikuncir satu dengan poni yang menutupi dahi. Tiba-tiba terlintas di otaknya, bagaimana jika dalam sehari Rafera menjadi Sekar. Rafera akan merubah penampilannya seperti Sekar dan mungkin juga ia akan merubah sikapnya.
Akhirnya setelah selesai menyiapkan segala keperluan sekolah, Rafera melepaskan kacamatanya dan mengambil seragam sekolah untuk menuju kamar mandi.
Disisi lain, Kak Rania sedang menyiapkan sarapan untuknya dan juga adiknya. Suami nya masih belum pulang, jadi Kak Rania hanya memasak nasi goreng dan telur dadar untuk cukup dua porsi saja.
Setelah menyiapkan sarapan, Kak Rania mulai membersihkan dapur dan juga ruang tamu. Tak lupa ia juga menyiapkan slingbag yang berisikan ponsel, dompet dan keperluan lainnya untuk dirinya yang akan mengantarkan Rafera ke sekolah.
Tak lama kemudian Rafera datang dengan tas yang ia bawa di pundaknya. Gadis itu tampak terlihat lugu ketika mengikat rambut nya menjadi satu dengan kacamata bulat, memakai seragam sekolah dengan rapi.
Sangat berbeda dengan Rafera ketika masih sekolah ditempat yang sama dengan Dion. Dengan mencepol asal rambutnya dan menyisakan poni di bagian kiri, serta menggunakan kemeja sekolah dikeluarkan dari rok diatas lututnya.
“Ayo sarapan dulu, masih ada waktu.”
Rafera mengangguk lalu duduk di depan Kakak Sekar. Rafera mengambil nasi goreng yang sudah tersedia di atas piring dengan telur di pinggir nya, tak lupa ia menuangkan air mineral ke gelas miliknya dan juga Kak Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sekar
Teen FictionSeperti mimpi buruk. Tidak pernah terbayangkan bagaimana rasanya hidup di tubuh orang lain. Apalagi orang itu hidup penuh dengan masalah. Rafera Shaney, dirinya harus merasakan hidup penuh penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh asli yaitu Sekar...