Halo semua, akhirnya kita bisa ketemu lagi di chapter 27 nih.
Kemarin tuh aku sibuk banget udah kelas 12, ditambah aku juga mau kuliah. Jadi baru sempat lanjutin cerita ini pas aku liburan semester. Gak kerasa aku udah menuju semester 2.
Yaudah cukup deh temu kangen nya, yuk jangan lupa vote dan komen di chapter ini yaa, biar aku semakin semangat buat lanjutin ceritanya.
_______________________________________KEHIDUPAN Sekar yang berbeda jauh dengan kehidupan Rafera, membuat Rafera merasa kesulitan menjalani kehidupan nya yang baru. Namun, tidak terasa Rafera sudah lama beradaptasi dengan kehidupan yang baru ini. Dan sampai sekarang, dirinya masih menjadi Sekar Wulandari.
Clara sudah tidak sering merundungnya lagi karena Rafera yang mencoba untuk berjaga jarak dengan Arven. Dan Rosa yang mulai mengerti kepada Rafera yang saat ini masih dekat dengan Vano.
Memasuki semester dua di kelas dua belas, Rafera sudah dibuat pusing dengan jadwal ujian praktek menjelang kelulusan. Agenda lain juga mengisi hari hari kosong Rafera. Seperti ujian semester dan ujian sekolah.
Saat ini, Rafera sedang konsultasi dengan guru BK bersama Vano. Mereka melakukan konsultasi tentang langkah selanjutnya setelah lulus dari sekolah ingin langsung kerja atau melanjutkan kuliah dulu.
Juna, guru BK yang saat ini sedang duduk di depan Rafera dan Vano sedang menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari ketika lulus sekolah langsung kerja maupun melanjutkan kuliah.
“Karena kalian dari SMA. Bapak sarankan agar kalian melanjutkan kuliah. Kalian bisa mencoba daftar universitas negeri yang membuka jalur melalui nilai kalian selama SMA.”
Vano mengangguk tanda paham ketika Juna memberikan saran kepada nya. Rafera juga sesekali bertanya tentang universitas yang sekiranya bisa menerima dirinya dengan nilai yang masih lumayan bagus berkat Sekar.
“Vano pengen coba Pak. Tapi Vano masih bingung mau ambil program studi apa.”
“Jangankan program studi, universitas aja Sekar belum kepikiran Pak.”
Juna tersenyum tipis, ia segera menunjukkan layar laptop nya kepada kedua murid nya itu. “Nih saya punya data universitas negeri yang masih membuka pendaftaran beserta dengan nilai yang akan mereka tampung.”
Rafera dan Vano memandang seksama layar laptop milik Juna. Disana terdiri dari berbagai daftar universitas negeri dengan program studi yang di buka. Banyak program studi yang tidak asing di dengar seperti kedokteran, psikologi, hukum, manajemen, teknik, dan juga pendidikan.
“Waktu itu 'kan kamu berniat untuk ambil program studi pendidikan guru BK. Kenapa kamu tidak coba saja mendaftarkan diri kamu di universitas ini?”
Rafera seketika diam, ia bingung harus menjawab apa. Jujur dirinya tidak pernah terpikirkan akan berkuliah, apalagi kuliah dengan program studi pendidikan. Jika ditanya ingin kuliah program studi apa, Rafera lebih baik memilih program studi hukum.
“Hehe iya Pak. Tapi kayaknya Sekar bakal ambil hukum aja deh Pak. Gak apa apa 'kan Pak?” tanya Rafera ragu.
“Ya gak masalah dong, justru saya senang karena di kelas MIPA ada yang berani memilih program studi hukum.”
Rafera menyengir kuda. Lalu ia menatap Vano yang sedari tadi hanya diam melihat percakapan antara Rafera dan Juna. “Kalau lo akhirnya mau pilih program studi apa?” tanya Rafera yang dibalas Vano dengan mengangkat bahunya tanya tidak tahu.
“Menurut Pak Juna gimana? Vano milih program studi apa ya kira-kira?”
“Karena kamu kelas MIPA, saya sarankan kamu mengambil program studi yang sejalan sama jurusan sekolah kamu. Tapi kalau kamu ingin lintas jurusan seperti Sekar tidak apa-apa. Karena itu kembali lagi kepada pilihan kamu sendiri.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sekar
Genç KurguSeperti mimpi buruk. Tidak pernah terbayangkan bagaimana rasanya hidup di tubuh orang lain. Apalagi orang itu hidup penuh dengan masalah. Rafera Shaney, dirinya harus merasakan hidup penuh penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh asli yaitu Sekar...