Chapter-37

1.6K 167 26
                                    

Hai haiii balik lagi, seperti biasa sebelum di baca Vote dulu yaa hehehehe



Happy Reading guys.....

Dua bulan berlalu setelah pernikahan Martin dan juga Chella.Prilly sudah yang ketiga kalinya bolak balik ke rumah sakit untuk mengecek kondisi rahimnya, bagiamana sel telurnya apakah sudah bisa dibuahi, bagaimana kistanya,apa sudah menghilang sepenuhnya dan apakah rahimnya sudah normal, dan beruntungnya kurang dari dua bulan rahim Prilly sudah bisa di katakan sudah normal,itu membuat wanita 28 tahun ini sangat bahagia.  Begitupun juga Ali, sudah yang kedua kalinya ia mengecek sel spermanya, dan semuanya normal dan baik dalam usia sudah menginjak 30 tahun.

Seminggu ini Prilly sudah sangat jarang mengunjungi toko kuenya, dan semua itu di handle oleh karyawan serta asisten yang ia percaya. Semiggu ini badan Prilly sangat susah bergerak,maunya tiduran, bagaimana tidak setiap ia ingin beranjak bangun, kepalanya langsung pening, perutnya juga terasa mual, bahkan tak sedikit ia muntah beberapa kali. Seperti hari ini, ia sudah memuntahkan makanan yang masuk ke dalam perutnya sebanyak 2 kali. "Masuk angin gini banget ya Allah" Dumpelnya sembari mengolesi perutnya minyak kayu putih. Seorang maid paruh baya datang menghampiri Prilly, maid yang bernama Mbok Atum itu sudah dari tiga tahun lalu bekerja di rumah Prilly beserta 2 maid paruh baya lainnya, bernama Mbok Asih dan Mbok Rima. Bagi Prilly mengerjakan maid setengah baya seperti mereka sangat nyaman, seperti mendapat kasih sayang oleh seorang ibu ketimbang maid maid mudahnya yang dulu. Maid maid terdahulu mengundurkan diri,ada yang karena malu dengan ulah Mirna, ada juga yang mengundurkan diri karna ingin menikah.

"Bangaimana nak Prilly, perutnya masih mules" Tanya Mbok Atum seraya memijit pelipis Prilly. Panggilan nak yang Mbo Atum lontarkan adalah perintah Prilly, Prilly lebih suka di panggil Nak ketimbang nyonya atau ibu. "Masih Mbok, rasanya perut aku kembung, trus kayak mabok perjalanan gitu Mbok" Aduh Prilly sambil memejamkan matanya.

"Nak Prilly, ini minum dulu teh jahe hangatnya, bisa meredahkan sakit perutnya" Mbok Asih datang dengan membawa nampang berisi secangkir teh jahe hangat. Ia kemudian meletakkan teh jahe itu di atas nakas samping tempat tidur. Kedua maid paruh baya itu membantu Prilly untuk setengah baring sambil bersandar di sandaran tempat tidurnya. "Minum dulu nak" Ujar Mbok Asih memberikah teh jahe itu kepada Prilly. Prilly menyeruput teh itu dengan pelan, hingga dua kali tegukan.

"Mbok badan aku tuh kayak pegel pegel gitu, tapi aku gak pernah ngapa ngapain. Apa capek karena baring melulu ya" Dumpel Prilly memperlihatkan wajah cengonya. Mbok Atum dan Mbok Asih terkekeh melihat tingkah laku majikannya yang sudah mereka anggap putri sendiri ini,malahan kedua maid ini curiga jika Prilly tengah berbadan dua. "Mana ada capek gara gara baring nak, gak ada itu" Mbok Rima datang lagi sembari membawa sebuah tes pack.

"Lohh mbok kok bawa bawa tes pack, sayakan gak hamil mbok, cuma masuk angin" Ucap Prilly heran menatap benda panjang pipih itu di tangan mbok Rima. "Bukan berarti gak hamil kan? Mbok selalu tau waktu menstruasi kamu nak" Tutur Mbok Rima lembut. Diantara maid maid ini, mbok rima paling peka soal datang bulan Prilly. "Coba hitung, udah telat 2 bulan bukan?" Tanya Mbok Rima tersenyum seraya mengelus pucuk kepala Prilly. Prilly menjawab dengan anggukan setelah mengecek aplikasi menstruasi di hpnya itu. "Tapi,aahh gak mungkin hehehehe" Kekenya seperti orang linglung. Takut jika ia di prank lagi oleh dirinya sendiri. Sudah biasa Prilly telat menstruasi seperti ini, kada telat dua minggu, tiga minggu, bahkan empat minggu, dan semuanya cuma prank. Makanya kalau telat begini Prilly sudah malas untuk tes pack.

"Di coba dulu nak, kan gak tau loh klo gak di tes pack" Saran mbok Atum sembari mengelus punggung Prilly. "Prilly takut mbok, takut kecewa" Suara Prilly melemas, raut wajahnya tiba tiba berubah dengan mimik kecewa. "Usst gak boleh gitu, kamu harus yakin. Bismillah ya nak" Mbok Rima menyemangati Prilly sambil menyerahkan tespack tersebut.

Married an Employee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang