Chapter-12

7.4K 663 49
                                    

Hallo guys...saya balik lagi nih,oh ya seperti biasa jangan lupa klik★ sebelum membaca. Satu★ sangat berharga buat saya🤗Oh ya jangan lupa follow aku dan Ig aku :@nurfadilah.anwar12

HAPPY READING GUYS...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kamu beneran mau ke rumah saya pake daster gini?" Tanya Ali heran melihat Prilly hanya menggunakan daster bermotif kembang berwarna hitam itu dan rambut ia cepol asalan. "Lah emang kenapa Pak? Lagian kita gak diner,cuma masakin bapak. Ngapain dandan" Jawab Prilly enteng sembari menyengir kuda. Ali menggeleng gelengkan kepalanya, gadis ini selain polos ternyata apa adanya. "Ya sudah. Kamu naik gih" Ucap Ali kemudian ikut naik ke dalam mobil mengikuti Prilly. Sepanjang perjalan Prilly bersenandung riah mengikuti lirik lagu yang Ali putar.

"Sempat ingin sudahi sampai disini, coba lari dari kenyataan tapi ku tak bisa..."

Namun dengan jahil Ali mematikan musik itu dengan tampang cueknya. Prilly meliriknya tak suka, bagaiamana tidak ia sudah asyik asyik bersenandung, Ali malah seenak jidat mematikan lagu itu. "Pak punya masalah hidup apa sih, kok kerjaannya marah melulu. Sampai sampai lagu yang di nyanyiin di matiin, kan gak seru huh" Cerocos Prilly cemberut. Ali meliriknya sekilas, lantas kembali fokus kepada kemudinya. "Suara kamu jelek"

Jleebb!

"Wahh Pak, dendam terpendam apa sih sama saya,gak suka banget gitu sama saya" Gerutu Prilly garang sembari memperhatikan Ali yang tengah fokus dalam menyetir. Ali dalam hati terkekeh geli melihat tinkah laku Prilly yang menurutnya sangat menggemaskan,'Maaf ya Prill aku belum bisa ngasih tau kamu, kalau aku udah ingat' Batinnya. "Emang ya bapak gak akhlak tau" Lanjut Prilly masih mendumelnya kesal. "Kamu itu cerewet banget sih. Mau saya turinin" Getak Ali cuek,padahal dalam hatinya ia tetawa geli dan puas mengerjai gadis yang sangat i cinta. Cinta? Rupanya selama delapan tahun ini,ia salah,ia pernah mengenal cinta, Ali tidak secuek orang pikirkan, buktinya dia pernah begitu mencintai seorang gadis,sampai sekarang.

"Tuhkan mau di turinin. Malah saya pake daster lagi Pak" Prilly menggerutu, ia kesal akan Ali yang seenak jidat kepadanya. "Ya udah diem" Tukas Ali lagi, masih trus fokus menyetir tanpa melirik gadis cerewet di sebelahnya ini.

"Bapak taukan kalau saya..."

"Gak bisa diem, cerewet, petakilan dan suka ngegoda saya. Kamu pasti mau ngomong gitu kan?" Pungkas Ali sama sekali tidak melirik Prilly yang sudah terkekeh geli mendengar bos muka datar ini bicara panjang kali lebar dengannya. "Ya Allah bapak akhirnya bisa bicara panjang sama saya. Gitu dong Pak gak boleh irit bicara sama pacar sen...diri hehe" Terlihat jelas raut bahagia di wajah Prilly bisa kembali bercanda dengan Ali, ya walaupun ia sendiri tau,Ali tidak mungkin langsung mencintainya dengan cepat. "Tau gak Pak, saya tuh bahagia banget bisa ngobrol gini sama bapak, berasa apa ya, kek pasangan gitu" Lanjutnya lagi sambil tersenyum lebar. Ali hanya melirik gadis berdaster itu sekilas sambil sedikit tersenyum.

'Terima kasih telah tersenyum lagi' Batin Ali berbicara,sambil sesekali melirik gadis berdaster di sebelahnya. "Oh ya pak, ntar bapak mau di masakin apa sama saya?" Tanya Prilly dengan begitu bersemangat. "Apa aja" Balas Ali sekenangnya. Prilly mengangguk bahagia, rasanya ia sedang di runtuki keberuntungan yang berlipat ganda.

***

"Loh Bang Martin?" Iffah sedikit terkejut mendapati sepupunya itu datang ke rumahnya bersama seorang gadis cantik.
"Fah, kamu sendiri doang?" Tanya Martin kembali sembari mengikuti Iffah masuk ke dalam rumah. "Iya Bang, kak Prilly keluar bareng bosnya, gak tau kemana"

"Duduk Bang Martin dan Kak..."

"Chella" Chella mengulurkan tangannya di hadapan Iffah, dengan senang hati Iffah membalas uluran tangan Chella. "Iffah kak" Balas Iffah dengan senyumnya.

Married an Employee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang