Seperti biasa doms sebelum di baca jangan lupa vote biar aku lebih semangat ngetiknya😄 Btw Typoku banyak ya:v
.
.
.
.
Happy Reading Guys..."Prill?" Ali mengetok ngetok pintu kamar mereka. Berharap istrinya itu belum tidur usai pertengkaran kecil yang tadi mereka alami.Namun nihil,tak ada,sahutan dari dalam sana. "Aku mau minta maaf Pril soal tadi. Aku..."
Cccleeckk...
Pintu tiba tiba terbuka menampakkan Prilly dengan baju piyama biru gelap dengan mata sembab serta sisa sisa air mata yang masih senantiasa menetes. Ia menyeka air matanya secara kasar, menatap suaminya itu dengan tempo pernafasan yang memburuk. "Udah puas peluk pelukannya tadi? Udah puas marahin aku di depan Sindy Li? Udah puas ngebentak istri kamu di depan wanita lain hm?" Dengan lembut dan penuh penekanan Prilly berbicara sambil menatap dalam dalam manik mata Ali, ia tak habis pikir hanya masalah sepele dan bahkan tak perlu dipermasalahkan justru menjadi pertengkaran yang luar biasa.
"Aku..."
"Iya kamu mau bilang aku gak sengaja, mau bilang aku khilaf? Gitu Li?" Ali bungkam mendengar ucapan Prilly, apalagi istrinya itu berbicara dengan wajah yang cukup pucat dan bengkak disekitar matanya, sudah pasti Prilly menangi beberapa menit selama ia dibawah tadi bersama dengan Sindy. "Aku gak maksud sayang. Aku bener bener gak sadar,aku terlalu emosi dan gak sadar tiba tiba Sindy megang kepalaku dan nyanderin di pundaknya" Memang Ali berkata jujur, tapu hati Prilly masih enggan dan sangat sulit untuk memercayai semua yang suaminya ucapkan itu.
"Gak sadar atau emang keenakan nyander di pundak sahabat kecil yang udah lama gak ketemu? Kamu tau Li hati aku sakit ngelihat kamu mesra mesraan sama cewek lain, apa lagi ini dirumah kita, bahkan dalam keadaan aku lagi hamil anak kamu" Air mata Prilly lagi lagi menetes begitu deras, ia sudah tak mampu menahan isakan tangisnya. Sudah sekuat tenaga ia tahan air mata itu dihadapan Ali, tapi sayang pertahanannya tidak sekuat itu. "Aku minta Maaf" Ali langsung memeluk eret tubuh Prilly, tak peduli jika istrinya itu memberontak bahkan memukuli tubuhnya.
"Jahat jahat jahat hiks...hiks...kamu jahat Li" Dengan kekuatan yang Prilly punya ia memukuli dada bidang suaminya, dan sekuat itu pula Ali berusaha menahan pergelangan tangan Prilly untuk memeluk istrinya itu. "Iya iya aku jahat, emang aku gak becus jagaiin perasaan istri aku ini. Kalau perlu kamu tampar aku, tampar Prill biar kamu puas dan maafin kesalahan aku" Ali menggenggam tangan Prilly, mengarahkan tangan Prilly kearah pipinya untuk di tampar.
Prilly diam, ia lebih tidak tega harus menampar suaminya, bahkan Prilly tak bergeming ketika Ali terus memaksanya untuk menamparkan tangannya itu ke pipi suaminya. "Kenapa diam hah? Biarin Prill aku rela di tampar sekuat apapun sama kamu. Asal hati dan pikiran kamu bisa tenang, agar kamu bisa maafin aku" Air mata Ali yang sejak tadi ia tahan agar tak menetes akhirnya turun juga membentuk sungai kecil di tengah tengah pipinya.
"Aaaargghhhh hiks....hiks... Udah... UDAH LI!" Dengan cepat Prilly memaksakan diri untuk memeluk suaminya. Justru hati Prilly jauh lebih sakit melihat Ali menangis karena dirinya. "Pukul Pril, aku gak papa. Aku jauh lebih bahagia kalau kamu menampar pipi aku. Aku udah banyak buat kamu menderita Prill" Tak terhitung lagi sudah berapa tetes air mata Ali menangis untuk pertama kalinya dihadapan seorang wanita kecuali ibu dan adiknya.
"Udah Li,aku maafin kamu" Prilly menangis terisak di dada bidang suaminya,dengan tangan Ali mengelus lembut punggung Prilly yang bergetar akibat tangisan. "Maafin aku Pril" Suara Ali memelan dan terdengar lebih lembut, ia bahkan mengusap usap lengan Prilly. "Aku maafin, tapi janji kamu gak boleh sedeket itu sama Sindy Li. Aku bener bener gak bisa lihat kamu sedeket itu sama dia" Ujar Prilly penuh penekan.
"Iya sayang,aku janji" Ali langsung menangkup kedua pipi istrinya lantas mencim kening,pipi,hidung dan yang terakhir bibir Prilly.
"Ya udah, yuk masuk udah malem. Aku besok harus cek up kandungan sama temen kamu si Rayhan" Prilly menghapus ingusnya menggunakan punggung tangannya, emang semenjak menjadi sekretaris Ali,Prilly kadang suka tak tau malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married an Employee
RomanceDia Dereen Malichal, pengusaha sukses nan mudah berumur 25 tahun. Wajah yang tampan, sudah ia miliki sejak Ali dilahirkan kedunia ini.Alis tebal, bulu mata lentik, rahang kokoh, wajah mulus, hidung mancung dan bibir tipis berwarna pink mudah, sunggu...