Chapter-6

6.7K 500 15
                                    


Hallo guys...saya balik lagi nih,oh ya seperti biasa jangan lupa klik★ sebelum membaca. Satu★ sangat berharga buat saya🤗Oh iya sedikit perubah alur ya, sebelumnya kan kecelakaan Ali itu lima tahun lalu, skrng jadi delapan tahun lalu, saya sesuiakam dengan perhitungan umur mereka semua😬.

HAPPY READING GUYS...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kak Pril,ini maksudnya gimana sih? Kakak masih sama bang Ali kan? Bang Ali udah nginget kakak?" Chella kini telah meluapkan semua pertanyaan bertubi tubi kepada Prilly,ya gadis yang dulu sangat akrab dengan Prilly delapan tahun lalu. "Duh Chell satu satu dong, kakak kan bingung jawab yang mana dulu?" Prilly pun menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal itu. "Ya kakak harus jawab semuanya!" Pintah Chella menekan semua kalimatnya itu. Saat ini mereka berdua berada di gazebo taman belakang rumah milik kedua orang tua Ali. Setelah makan siang itu, ketika rumah sudah tampak sunyi Chella buru buru menarik tangan Prilly menuju taman belakang. Bagaimana tidak? Ia harus mengetahui semua kebingung dan ketiba tibaan sejak delapan tahun lalu. Prilly menarik nafasnya dalam dalam, untuk mempersiapkan diri menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ali gak ingat aku sama sekali" Enam kata itu dengan senyum terpaksa sukses membuat Chella yang tadinya tampak tenang langsung melongo keheranan. "Lah trus? Barusan?" Tanya Chella dengan ekspresi sulit diartikan itu. "Kami berdua sepakat buat pacar pura pura di depan orang tua kamu. Ya soalnya Pak Ali em maksudnya Ali gak mau terus terusan di jodohin,oh ya aku sebenarnya sekretaris Ali" Pungkas Prilly memamerkan deretan gigi rapinya. Dalam hati, Chella berdecak kagum dengan sosok Prilly ini, bagaimana bisa ia hidup dengan kepura puraan meski untuk orang yang ia cintai. Ia juga heran dengan kakaknya, separah gimana sih amnesianya sampai dia benar benar lupa sama orang yang paling ia cintai sejak delapan tahun lalu.

"Kak kenapa gak jujur aja sama bang Ali sih" Mata Chella tiba tiba berkaca kaca, ia ingat sekali sewaktu masih SMP ia begitu dekat dengan Prilly, walaupun Prilly tidak pernah datang kerumah ini. Mereka bertiga, ya Ali, Prilly dan Chella sering menghabiskan waktu sekedar berjalan jalan di mall ataupun pergi ke taman sekedar bersantai. "Gak bisa Chell. Kakak gak mau abang kamu ngerasain sakit lagi" Prilly merengkuh tubuh Chella dalam pelukannya, gadis itu terisak mendengar ceritanya. "Tapi kenapa kak? Kakak mau jadi pacar pura puranya bang Ali" Chella masih bergumam di sela sela isakan tangisnya itu. Prilly membelai lembut kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang,gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Cuma itu cara kakak biar trus dekat sama Ali" Mendengar itu, tangisan Chella makin kencang, ia semakin memeluk Prilly kuat kuat. "Kak Prilly kenapa bisa setegar itu" Chella memang memiliki tampang yang cukup judes jika dilihat, tapi hatinya jauh lebih lembut dan berperasaan. "Karena kakak gak mau ngelihat abang kamu tersiksa demi usaha nginget siapa kakak" Chella mendongngakkan kepalanya menatap iris hazel indah milik Prilly, tampak banyak pederitaan yang gadis itu alami, dan ia sangat tahu semua yang ada di hadapannya itu adalah palsu, ya semua dari pura pura bahagianya, senyumnya dan keceriaanya.

"Kak Prilly, tahu gak? Dulu aku sangat berharap bisa ketemu kakak, berbulan bulan bahkan bertahun tahun aku nunggu di taman, berharap kakak datang" Isakan kecil itu kembali terdengar dari Chella, ia masih ingat betul tahun tahun sulitnya masa pemulihan Ali sekitar enam tahun lalu, Chella tidak pernah absen untuk datang ke taman, berharap Prilly juga datang. Tapi nihil, bulu mata Prillypun tidak pernah nongol. "Maaf, maafin kakak. Waktu itu keluarga kakak bener bener jatuh Chell" Prilly ikut menangis, ia menakup pipi tirus Chella sambil menatap iris hitam legam itu dengan tajam. "Terima kasih Chell,kamu masih tetap ingat kakak, meskipun dunia sudah lupa siapa kakak" Ucap Prilly tulus, ia menghapus sisa sisa air mata Chella yang masih menetes itu.

"Gak, harusnya aku yang berterima kasih kepada kakak. Kakak udah banyak berkorban untuk kak Ali,meskipun Kak Prilly trus trusan tersakit, kakak selalu kuat. Aku salut sama kakak" Papar Chella tersenyum bangga. "Ya udah yuk masuk. Nanti di cariin loh. Hapus gih air matanya" Pintah Prilly dan segera Chella lakukan.

Married an Employee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang