Chapter-10

7.6K 608 36
                                    

Hai hai readers setiaku😘 makasih makasih banget udah nungguin cerita ini ya😊 Seperti biasa sebelum membaca klik★ dulu. Jangan lupa follow authornya ya:D.

.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading guys...

"Sumpah gue gak nyangka Prill lo bisa bisanya pacaran sama Pak Ali" Aletta tak henti hentinya berdecak kagum dengan sahabatnya yang satu ini. Mereka bertiga sekarang berada di rumah makan Padang, atas saran dari Prilly ingin sekali memakan nasi padang. "Debaak gue sampai sampai nyangka halu gara gara ngelihat Pak Ali ngasi pengunguman menakjubkan ini" Sambung Anya pula seraya mengunyak rendang baladonya. "Trus ya Prill, Ali juga romantis ya. Tadi aja ngengandeng lo terus" Aletta mencolek lengan Prilly sambil tersenyum jail kepada sahabatnya ini. "Hooh, udah gitu tatapan Pak Ali membuat rahimku menghangat" Sanjung Anya pula sambil membayangkan wajah cool Ali.

"Woyy Prill, ngomong kek. Berasa ngomong sama meja gue"

"Lo mendingan Ta, la gue kek ngomong sama ni keripik"

"Hah apa? Ta,Nya? Lo ngomong apa?" Tanya Prilly cengo dengan wajah polosnya itu. Anya dan Aletta bersamaan menggeleng gelengkan kepalanya jengah akan tingah Prilly yang kadang kadang error di saat saat tidak menentu, seperti saat ini. "Huuff gue tanya lo gimana bisa jadian sama Pak Ali?" Ulang Aletta kemudian menyeruput es jeruknya yang sudah mencair akibat kelamaan menganggur. "Ya gue jadi sekretarisnya, jadi gitu pacaran" Nah ini jawaban apaan yang Prilly berikan kepada kedua sahabatnya yang sudah di landa  dengan kepo tingkat dewa.

"Hah gitu? Gitu maksud lo? Jawaban apaan itu Prilly" Anya benar benar kesal akan tingkah Prilly saat ini, disaat mereka berdua sudah siap mendengar apa yang akan Prilly katakan, gadis itu justru menjawab dengan jawaban yang begitu sulit untuk di cerna. "Astaga Prilly, lo ya ihhh kesel tau" Daripada Aletta menabok atau menampol Prilly, Aletta justru memakan ayam dengan sangat ganas.

Ddrrettt... drettt...

Handphone milik Prilly berbunyi nyaring, terlihat jelas nama Pak Ali👽 dengan emoticon Alien terpampan jelas disana.

"Hallo kamu sekarang dimana? Udah jam kerja masih keluyuran. Mau saya pecat"
Prilly langsung menjauhkan handpone itu dari telinganya, jujur suara Ali sangat menjengkelkan.

"Hah iya Pak ini mau balik kok" Ucap Prilly dengan wajah super duper kesal. Baru kali ini Ali membuatnya sangat kesal, padahal ya jam kantor masih tiga puluh menit lagi, tapi bos muka tembok itu sudah menyuruhnya untuk segera kembali. "Ya sudah saya tunggu loh" Belum sempat Prilly menajawab,sambungan telpon sudah terputus. "Waahh emang tu si Ali minta gue jitak" Kesalnya sembari mengibas ibaskan tangannya ke wajah. Aletta dan Anya hanya mampu melongo melihat kesebelan sahabantnya ini.

"Udah yuk balik kantor,gue di cariin melulu" Gerutu Prilly kasar. Ia langsung menyambar tas tangannya dan berjalan kaki bertiga menuju kantor. Ya jarak kantor dan rumah makan Padang itu tidak terlalu jauh, hanya bersebrangan saja. "Udah udah lo gak usah kesel gitu kali hahaha" Bukannya memberi semangat, Anya lantas mencemoh Prilly yang kini kuasai oleh sifat super duper kesal. "Tau gak, rasanya gue mau nelen Pak Ali kalau gini caranya" Cecar Prilly mengibaskan rambutnya ke belakan. "Ahahaha lo ya kuwalat sama pacar sendiri mau" Alettapun ikut tertawa melihat Prilly yang sekarang lebih tertekan akan keberadaan Ali. Padahal dulu, Ali lah yang jauh lebih tertekan dan susah akan keberadaan Prilly yang selalu menggoda dan menjailinya.

***

"Apa Pak saya udah datang" Tutur Prilly berdiri di hadapan Ali dengan keringat yang bercucuran di dahinya. Ali melihat Prilly mulai dari atas sampai bawah dengan tatapan sulit di artikan, memuja atau mengejek?. "Kamu gak mandi ke kantor. Keringetan banget, dekil tau" Cecar Ali berdecak pinggang. Mendengar itu Prilly membulatkan matanya,ia merasa tersinggung atas apa yang Ali ucapkan terhadapnya. "Wah Pak, saya lari lari kesini cuma dapat ejekan dari bapak. Bukannya di peluk kek atau di cium kayak tadi uupss" Buru buru Prilly menutup mulutnya, sumpah dia meruntuti dirinya bodoh kenapa bisa ngomong sampai kebablasan seperti itu.

Married an Employee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang