Dia Dereen Malichal, pengusaha sukses nan mudah berumur 25 tahun. Wajah yang tampan, sudah ia miliki sejak Ali dilahirkan kedunia ini.Alis tebal, bulu mata lentik, rahang kokoh, wajah mulus, hidung mancung dan bibir tipis berwarna pink mudah, sunggu...
Seperti biasa dong sebelum membaca wajib klik★ dulu😅,jangan lupa follow aku ya🤗
Happy Reading...
Pagi ini Prilly tampak begitu bersemangat, wajahnya ia polesi make up natural agar lebih fresh untuk di pandang. Prilly menggunakan dress hitam dengan ikat pinggang berbentuk pita, serta sepatu flat berwarna cream dan tas jinjing setara dengan sepatu yang ia pakai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti biasa, Prilly akan lebih dulu datang ke ruangan Ali, sembari menyiapkan susu cokelat dan roti selai kacang kesukaan Ali sejak dulu, ya itulah salah satu cara agar Ali segera mengingat dirinya itu.
"Susu sama roti udah. Tinggal apa lagi ya" Ucap Prilly sendiri pada dirinya sembari memikirkan apalagi yang belum ia siapkan.
Namun Ali keburu datang dengan dasi ia tenteng, tidak seperti biasa. "Loh Li, dasi kamu kok gak di pakai" Prilly berjalan menghampiri Ali yang tampak sudah terbiasa akan kehadiran Prilly. "Kan ada kamu buat masangin"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blushhh...
Semburan merah di pipi Prilly nampak jelas, Alinya ini suka sekali membuatnya baper pagi pagi. Dengan telaten Prilly memasangkan dasi pada tengah kerah baju kemeja Ali. Dan entah kebetulan atau memang takdir. Kedua manusia ini tampak menggunakan baju dengan warna yang sama. "Loh kok baju kita sama?" Prilly heran dengan alis yang mengerut, namun tak di pungkiri ia sedang menahan senyumnya. "Jodoh mungkin" Dan entah kenapa senyum Ali kali ini membuat gadis mungil seperti dirinya merasa terbang seketika.
"Ya Allah senyum kamu Li"
"Kenapa senyum aku?" Tanya Ali heran sambil memgangi bibirnya itu. "Gak usah di pegang, nanti aku makin meleleh" Tak ada rasa malu atau gengsi, Prilly langsung memeluk tubuh Ali. Ali yang sedikit terkejut mendapati Prilly memeluknya langsung membalas tanpa rasa ragu, toh Prilly miliknya. Selamanya akan tetap begitu.
"Emm tadi malam kamu mau ngajak aku kan kesuatu tempat? Mau ngomong apa?" Prilly mendongakkan kepalanya menatap Ali. "Sekarang aja kesana mau?" Prilly mengangguk cepat atas apa yang Ali ucapkan.
"Tapi janji jangan marah ya kalau udah tau" Pesan Ali mencubit gemas hidung mancung Prilly. "Dihh apa sih" Prilly masih berusaha menahan senyumnya.