Chapter-25

9.1K 567 33
                                    

Seperti biasa sebelum dibaca jangan lupa klik★Jangan lupa follow aku🤗 Btw Typonya banyak😅

Happy Reading guys...

Sudah sehariaan ini Prilly hanya berdiam diri di kamar. Ia hanya sesekali turun utuk sarapan dan juga makan siang. Tubuhnya masih sedikit lelah, dan daerah kewanitaannya masih ia rasa nyeri. Suaminya setiap sepuluh menit sekali selalu saja menelpon atau membuat panggilan Video, seperti sekarang ini.

"Gimana udah gak sakit gak?" Pertanyaan itu sudah yang kesekiaan kalinya Ali lontarkan. Walaupun ia di kantor, soal mengetahui keadaan istrinya dia yang juara.

Prilly tersenyum. Ali selalu saja bersifat over protektif kepadanya. "Udah mendingan kok. Cuma ngilu aja pas aku gerak" Jawab Prilly sembari tersenyum mengisyaratkan ia baik baik saja.

"Atau gini aja, kalau aku pulang kita ke dokter ya. Biar gak ngilu lagi" Pungkas Ali lembut, Ali terlihat sedang menandatangani dokumen yang menumpuk di meja kerjanya itu.

"Gak usah Ali. Aku gak papa. Besok juga sembuh. Kamu kerja dulu gih. Jangan lupa makan ya" Pesan Prilly dengan wajah sedikit pucat.

"Kamu istirahat ya sayang.Aku janji siang ini udah pulang" Ujar Ali terlihat khawarir. Prilly mengangguk dengan senyum, membuat Ali sedikit lega. Panggilan video itu berakhir.

Prilly lebih memilih untuk membaca novel fiksi fantasi miliknya, tubuhnya saat ini benar benar ngilu untuk sekedar bergerak. Ia hanya bisa berbaring di tempat tidur. Namun ngantuknya justru datang. Perlahan lahan kelopak matanya menutup, menyembunyikan iris hazel indah miliknya.

***

Prilly mulai mengerejab rejabkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk di indera penglihatannya itu. Prilly menatap sekeliling ruangan yang ia tempati itu. Ini bukan kamarnya, ruangan ini tampak asing banginya. Dan, Prilly mendengar suara ombak yang begitu nyaring dari area jendela kamar itu. Karena penasaran dengan apa yang ia dengar kemudian melangkahkan kakinya menuju jendela tersebut.Prilly Terpukau melihat pemandangan di sekitar jendel, dia melihat laut yang luas denganlampu lampu berkilau yang tampak begitu indah.

"Ini....indah banget" Prilly menutup mulutnya terdengar ia begitu takjub dengan pemandangan yang ia sekarang lihat. "Ini di kapal. Kapal pesiar" Lanjutnya lagi sampai tak berkedip. Rambut panjangnya tertiup angin laut malam, di tambah suara obat bagaiakan alunan musik yang menari nari. Prilly memejamkan matanya, merasakan angin malam berhembus menusuk kulit putihnya, ia masih tidak percaya dirinya bisa naik di kapal pesiar yang sangat mewah ini.

Ali datang, ia tersenyum melihat istrinya telah terbangun dari tidur lelapnya. Ali memeluk tubuh Prilly dari belakang, menyandarakan kepalanya di sela sela leher jenjang Prilly. Mencium dalam dalam aroma khas tubuh istrinya, sesekali mencium pipi chubby Prilly. "Suka gak?" Ucap Ali sembari memperhatikan wajah cantik istrinya dari samping. Prilly menoleh dengan senyum yang merakah mendapati suaminya tengah memeluk dirinya begitu erat.

"suka banget.Ternyata kamu benar-benar ngabulin semua mimpi-mimpi aku.terima kasih sayang" Ujar Prilly tulus seraya mencium bibir suaminya singkat.

"Karena tugas aku sekarang adalah untuk melihat kamu bahagia, mencintai kamu sepenuh hati dan terutama mengabulkan semua mimpi-mimpi kamu yang sudah sejak dulu kamu impikan itu sayang"

"aku tahu hadiah honeymoon untuk kita ini nggak seberapa ketimbang dari perjuangan kamu untuk menunggu aku selama 8 tahun ini,bahkan dengan kesabaran kamu, kamu tetap berada di sisi aku walaupun aku pernah menyakiti hati bahkan fisik kamu" Lanjut Ali penuh dengan ketulusan. Prilly membalik tubuhnya, ia sekarang berhadapan langsung dengan suaminya, air mata itu menetes. Bukan, itu bukan karena Prilly sedih, tapi Prilly bahagia.

Married an Employee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang