Episode ini mengandung kata kata dewasa mohon pembaca dapat menyikapi dengan benar.
###
Bar milik Madam Loretta, walaupun terletak di pinggiran kota, namun sudah banyak orang mengetahui tempat itu.
Harga minumannya memang lebih mahal dari Bar lainnya, tetapi Madam Loretta juga menjamin minuman yang dijualnya merupakan kualitas terbaik.
Tidak hanya menyediakan tempat untuk minum, Bar milik madam Loretta juga menyiapkan sebuah penginapan singgah untuk para pelanggannya yang ingin beristirahat dan melepas penat sejenak setelah melakukan perjalanan jauh.
Pelanggan nya bukan dari kalangan masyarakat umum saja, bahkan sekelas detektif, mafia, pembunuh bayaran dan pejabat sekalipun pernah berkunjung ke tempatnya untuk mencari sebuah informasi.
Bukan jadi rahasia umum lagi, Bar madam Loretta merupakan rumah bordil terselubung. Tetapi Madam Loretta memastikan rumah bordilnya bukan sembarang menjual pel*cur murahan seperti dipinggir jalan.
Madam Loretta, mendidik wanita wanitanya agar lebih berpengalaman.
Bagaimana cara melayani dan memuaskan seorang pria.Wanita yang ia pekerjaan juga harus pandai menjaga dan merawat diri. Berpakaian menarik serta berdandan agar lebih enak dipandang.
Ia juga menjamin kesehatan dan keamanan para wanitanya, agar tidak terkena penyakit menular di karenakan berganti pasangan saat berhubungan sex.
Dan tentu saja Madam Loretta tidak sembarangan memilih tamu, pria yang dapat membayar dengan tawaran tinggi lah yang akan ia terima untuk meniduri wanita didikannya.
Madam Loretta mengamati dengan seksama saat Lizzie Elmer datang dan duduk dihadapanya.
Lizzie merasa sedang dilucuti pakaiannya, saat Madam Loretta sedang menilainya.
Siapakah dia? Apakah aku akan dipekerjaan sebagai pelayan bar disini?
"Bagaimana? Dia masih seorang gadis, tetapi ia juga harus membayar hutang nya. Bukankah wajah dan tubuhnya cukup lumayan?Aku yakin akan banyak tawaran tinggi untuknya." kata si penagih.
Lizzie berusaha mencerna maksud dari percakapan mereka berdua.
Madam Loretta berpikir.
Lizzie Elmer tubuhnya yang mungil dan tampak rapuh, tetapi pinggul dan dada nya terlihat padat berisi. Kulitnya putih bersih. Rambutnya yang panjang dan sedikit ikal berwarna coklat. Warna mata hazel nya jarang ditemui semakin membuatnya cantik. Dan ia masih perawan.
Tentu ini keuntungan baginya. Madam Loretta tersenyum.
"Baiklah. Aku menerimanya." kata Madam Loretta. Pria penagih tersenyum puas.
"Sebaiknya kita membuat kesepakatan dan kontrak. Hasilnya akan kita bagi, 60 % untukku dan sisanya untukmu. Setelah hutang ayahnya lunas kau bebas memilikinya menjadi anak didikmu." Pria penagih mengeluarkan gulungan kertas berpita merah.
Madam Loretta membaca kontrak itu dengan seksama, kemudian menandatanganinya.
"Sekarang urusanku sudah selesai, aku harus kembali. Senang berbisnis denganmu Madam." pria penagih itu menyimpan kertas kontraknya.
Diraihnya tangan Madam Loretta lalu diciumnya sebagai tanda hormat."Terimakasih."
Kini diruangan hanya ada Lizzie dan Madam Loretta. Suasana hening melingkupi.
" Berta, Claire, Suzi kemarilah cepat" tiba tiba Madam Loretta berteriak memanggil beberapa nama wanita.
Lizzie sedikit terkejut.
Munculah dua wanita dari pintu seberang. Salah satunya wanita berambut pendek yang menyambutnya tadi.
"Dimana Berta?" Tanya Madam Loretta.
"Hari ini dia ada jadwal 'melayani' tamu madam." jawab wanita berambut pendek.
"Oh baiklah. Aku akan memperkenalkan wanita baru disini namanya Lizzie Elmer." Madam Loretta mendorong tubuh Lizzie ke hadapan dua anak didiknya.
"Aku Suzi, senang berkenalan denganmu."
Suzi wanita berambut pendek sebahu itu. Memiliki tahi lalat di dekat matanya. Tubuhnya yang tinggi langsing sangat menawan dengan balutan gaun hitam. Ia tampak lebih ramah.
Lizzie berusaha tersenyum. Tidak memikirkan hal aneh.
"Dan aku Claire" jawab wanita satunya lagi. Tubunya agak lebih pendek, tetapi ia memiliki tubuh yang sangat molek. Claire memakai baju merah berpotongan rendah dan ketat memperlihat lekukan tubuhnya yang seksi. Tatapan matanya penuh selidik.
"Kalian tau apa yang harus dilakukan, bimbing dia dengan baik!"
"Baik Madam." jawab Suzi dan Claire serentak.
"Apakah aku akan dipekerjaan sebagai pelayan bar disini?" Tanya Lizzie ragu.
Madam Loretta tertawa nyaring. Kemudian ia mendekat. Menyusuri wajah Lizzie dengan jarinya hingga ke Dada. Lizzie merasa malu dengan perlakuan Madam Loretta.
"Tentu Sayang, Bahkan lebih dari itu..Aku akan menjadikanmu Wanita didikanku."
"Wanita didikanmu?"
"Ya , aku akan mendidik mu bagaimana cara melayani dan memuaskan Pria. Tidak perlu ber basa basi lagi Kau pasti paham maksudku."
Wajah Lizzie berubah pucat. Apakah yang dimaksud untuk menjadi Pel*cur?
"Tidak..tidak..jadikan aku pelayan bar saja..Aku tidak mau menjadi pel*cur." Lizzie menyangkal.
PLAKK!!
Suara tamparan keras mengenai pipi Lizzie. Wajah Madam Loretta berubah seketika.
"Kau pikir dengan hanya menjadi pelayan bar dapat melunasi hutang ayahmu itu?! Tentu kau harus menjual dirimu agar mendapatkan uang yang banyak."
Lizzie berjalan mundur menghindari tatapan tajam Madam Loretta.
"Tolong biarkan aku pergi! Aku masih memiliki tabungan. Walaupun tidak akan cukup untuk membayarnya. Aku akan bekerja keras hingga hutang ayahku lunas!"
Lizzie melihat kearah Claire dan Suzi. Tetapi mereka hanya diam dan memalingkan muka.
"Jangan harap kau dapat pergi dari sini!! Saat kau melangkah keluar dari bar ku. Akan kupastikan para penjagaku diluar sana menyeret mu kemari lagi."
"Kumohon Madam.." Lizzie menangis. Meminta belas kasihan pada Madam Loretta.
"Tiga hari lagi akan ada pelanggan pertama untukmu. Suzi !! Claire!! Pastikan kalian mengajari nya dengan benar sebelum tamu itu datang kemari?!!" perintah Madam Loretta sambil meninggalkan ruangan.
Sebelum benar benar keluar, Madam Loretta berhenti sejenak.
"Jika kalian tidak dapat mendidikanya, kalian akan tahu ahkibatnya." suara ancaman Madam Loretta membuat Suzi dan Claire ketakutan. Mereka harus mematuhinya.
"Kau ikuti kami. Jangan berontak! Atau aku akan meminta penjaga untuk memukulimu hingga kau pingsan." ancam Claire.
Lizzie melihat keseliling. Memang benar disini banyak penjaga. Ia tidak bisa kabur dan memberontak.
Lizzie benar benar putus asa. Tamparan Madam Loretta tidak terasa sakit. Ia sudah mati rasa.
Tidak pernah terpikir, ia akan terjebak dirumah Bordil ini dan menjadi seorang pel*cur.
Apakah aku harus bunuh diri seperti Ibu?
Tidak akan ada yang bisa menolong ku lagi.Pandangan mata Lizzie menjadi sayu seolah tak ada harapan untuk menjalani hidup lagi.
Tiga hari lagi.
Tubuhnya akan dimiliki pria tak dikenal. Hidupnya akan hancur saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong With You (END)
RomancePeringatan!!! Diperuntukkan usia 18+, terdapat unsur kekerasan dan adegan dewasa. **** Lizzie Elmer harus menghadapi kenyataan. Ibunya mati bunuh diri dan ayahnya kabur karena terjerat hutang dengan angka yang begitu banyak. Kini para penagih menero...