Prosesi pemakaman Ibu berjalan dengan lancar. Walaupun langit terlihat gelap, Lizzie Elmer bersyukur tidak turun hujan saat itu.
Untuk yang terahkir kalinya Lizzie meletakan bunga di atas makam ibunya."Semoga tenang disana Bu, Maafkan aku.." ucap Lizzie lirih.
Bahkan disaat terahkir pun Ayah tidak menampakan dirinya sama sekali.
Ayahnya yang dulu ia kenal tidak seperti ini. Waktu Lizzie kecil Ayahnya begitu memanjakannya. Ayah Lizzie sering mengajak nya berkeliling kota. Bahkan ia juga membelikan makanan yang Lizzie sukai.
Entah apa yang membuat Ayahnya berubah. Ayah Lizzie memiliki rekan bisnis baru dan mengajak membuka usaha bersama.
Pada awalnya memang usaha mereka berjalan lancar. Ayah sering membelikan ibu dan Lizzie barang barang mewah, mengajak makan di restaurant mahal, dan pergi jalan jalan ke luar kota.
Setahun kemudian Ayah mulai sering pulang malam. Tak jarang tercium bau alkohol dari mulutnya. Pertengkaran Ibu dan Ayah mulai terjadi.
Usaha Ayah mengalami penurunan hasil.Dan kabar buruk lagi, teman bisnisnya kabur membawa tabungan yang disimpan Ayah.
Sejak itu ayah mulai jarang pulang. Ia tidak menafkahi Ibu. Hingga Ibu berinisiatif untuk berjualan kue. Lizzie pun memilih berhenti bekerja sebagai pustakawan dan membantu ibunya berjualan.
Ayah nya pun tidak kembali lagi hingga saat ini.
***
Lizzie Elmer berusaha untuk tidur. Tetapi matanya tidak mau terpejam. Masih teringat wajah Ibunya saat bunuh diri begitu sangat menderita.
Lizzie membuat susu hangat untuk menenangkan dirinya sendiri. Rumah tampak sepi. Biasanya sore hari seperti ini , Ia dan Ibunya menyiapkan bahan kue untuk membuat roti pesanan dan diantar besok pagi.
Bahkan Lizzie pun belum sanggup untuk beraktivitas seperti biasa. Saat ia akan membuat roti, Lizzie selalu teringat ibunya. Dan ia langsung menghentikan kegiatan karena menangis.
Lizzie melihat setumpuk surat peninggalan Ibu diatas meja.
Sanggupkah ia membacanya sekarang?
Surat yang dilipat adalah surat yang ditulis tangan Ibu. Tulisan itu sedikit tidak beraturan, mungkin Ibu menulis dengan tangan gemetaran?
Lizzie mulai membacanya perlahan.
"Untuk Lizzie ku tersayang..
maafkan Ibu, walaupun mungkin kau tak akan pernah memaafkan Ibu
Ibu akan terus meminta maaf kepadamu.Ibu sudah tidak sanggup menahan tekanan ini. Maaf jika Ibu tidak pernah bercerita karena Ibu takut membuatmu ikut sedih.
Belakangan ini ayahmu memberi kabar Ibu. Kupikir ia sudah sadar akan kesalahannya dan ingin kembali bersama kita lagi.
Namun Ibu mendapatkan ancaman darinya, Ayah terlilit hutang teramat banyak. Ia memintaku untuk membantu membayar hutangnya.
Tetapi Ibu tidak banyak membantu karena terlalu banyak yang ia pinjam. Ayah mengancam untuk menculik lalu menjual mu.
Ibu merasa terpukul. Dan melarangnya untuk bertemu denganmu , menjanjikan akan segera mencari pinjaman uang.
Tapi Ibu sudah tidak tahan dengan ancaman ancaman yang sering ia kirim untuk mendesakku.
Aku tidak ingin melibatkanmu nak, Ibu meninggalkan tabungan untukmu dan kalung pemberian nenekmu.
Segeralah pergi dari kota ini. Pergi lah ke kota Southampton bertemu dengan Bibi Annette, ia adalah sahabat Ibu dan akan membantumu.
Sekali lagi maaf kan Ibu Lizzie"
Lizzie mencengkram erat surat dari ibunya hingga buku jarinya memutih. Lalu ia beralih mengambil amplop yang berisikan kalung liontin peninggalan nenek, selembar cek uang 200 jt dan alamat Bibi Annette sahabat Ibu.
Dan satu lagi Amplop yang belum ia buka.
Diluar Amplop tersebut tertulis nama Bank swasta.Surat terahkir adalah surat peringatan dari bank bahwa hutang yang dipinjam ayahnya sudah jatuh tempo.
Ayah Lizzie meminjam uang di bank senilai 500 jt, dengan bunga perhari 2 jt. Hutang tersebut masih terbayar hanya 50 jt.
Ayah Lizzie meminjam uang itu untuk menutupi kerugian bisnisnya. Namun usahanya tetap sia sia, dan justru menambah permasalahan.
Hutang tersebut meminta jaminan rumah dan keluarga yang bersangkutan harus turut serta untuk melunasi.
Lizzie berpikir bagaimana caranya untuk dapat melunasi semua itu?
Dengan tabungan ibunya pun masih belum cukup.Lizzie berusaha menghubungi keluarga dekat dan tetangga sekitar untuk meminta bantuan.
Namun mereka seolah olah menutup mata. Berbagai cemoohan pun ia terima.
"Jangan datang kemari. Urusi saja masalahmu sendiri?!!"
"Jangan membuat kami terlibat dengan urusan hutang ayahmu?!"
"Bahkan, kedua orang tuamu tidak bertanggung jawab. Bagaimana jika kami membantumu dan kau melakukan hal yang sama??"
Masih banyak lagi Hinaan yang ia dengar. Ketika Lizzie hanya berjalan lewat di depan rumah tetangga dan kerabat nya, mereka langsung menutup pintu rapat rapat. Panggilan telepon pun tidak ada yang mau mengangkat.
Lizzie sudah tidak tau harus bagaimana lagi. Jalan satu satunya adalah mengikuti saran ibunya yaitu pindah ke kota lain dan mengganti identitas nya lalu meminta bantuan Bibi Annette. Dengan uang tabungan itu dirasa cukup untuk bekal.
Lizzie berkemas. Membawa beberapa potong baju dan juga barang berharga yang dapat dibawa. Termasuk foto dia dan ibunya. Ia harus berangkat pagi pagi buta agar tidak banyak orang melihatnya.
Lizzie sempat merasa ragu. Apakah tindakannya ini termasuk pengecut? kabur seperti ayahnya?
Semua kesalahaan ini bukan ia yang membuatnya. Mengapa Lizzie harus bertanggung jawab atas kesalahannya yang tidak ia perbuat sama sekali?
Tetapi terlambat untuk Lizzie berpindah kota. Malam hari pintu rumahnya di ketuk dengan kasar.
Lizzie merasakan firasat buruk. Wajahnya menjadi pucat.Semua orang begitu menghindarinya. Siapa yang mau bertamu ke rumahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong With You (END)
RomancePeringatan!!! Diperuntukkan usia 18+, terdapat unsur kekerasan dan adegan dewasa. **** Lizzie Elmer harus menghadapi kenyataan. Ibunya mati bunuh diri dan ayahnya kabur karena terjerat hutang dengan angka yang begitu banyak. Kini para penagih menero...