Rahasia Yang Terungkap

632 45 1
                                    

Reiner melihat kartu pos yang tergeletak di atas meja.

"Apa itu surat cinta dari wanita penggemarmu Will?" Reiner selalu melontarkan celotehan jahil dalam keadaan yang genting sekali pun.

"Diam kau?!"

"Bolehkah aku membukanya? Surat itu telah disimpan dalam gaun wanita itu, pasti parfum yang di kenakannya masih menempel pada kertas hahaha"

"Tetaplah dalam khayalan mesum mu, Rein!" Will meraih kartu pos yang diberikan Suzi dan beranjak pergi meninggalkan Bar.

"Hei! Bagaimana dengan tagihan nya?!"

Will memberikan isyarat, ia akan mengirimkan uang pengganti pada Reiner. Walaupun sebenarnya Reiner mampu membeli bar ini sekalipun.

Reiner melirik kearah Berta. Kemudian ia mengambil cek, lalu menuliskan beberapa nominal angka.

"Ini terimalah. Sesuai janjiku, asalkan kau tetap menutup mulutmu dan tak mengadukan temanmu pada Madam Loretta, ini hanyalah masalah pribadi."

Berta menyahut kertas cek dari Reiner, lalu segera pergi meninggalkan nya tanpa berterima kasih lagi.

Reiner hanya menggelengkan kepalanya.

Wanita yang tak memiliki tata krama.

Amarah Berta kian menjadi saat melihat sosok Suzi lagi. Wanita itu telah menggagalkan rencana Berta. Will pergi meninggalkan dirinya begitu saja setelah menerima kartu pos yang di berikan Suzi.

Dengan kasar Berta meraih pundak Suzi hingga Suzi berhadapan dengan nya.

"Kau selalu ikut campur pada setiap urusanku!" teriak Berta.

"Berhenti lah bersikap kekanak-kanakan Berta." Suzi menyilangkan tangannya di atas dada.

"Dan kau juga, berhenti lah bertindak seolah olah kau seorang ibu peri yang suka menolong!"

Suzi memutar bola matanya.

"Aku tidak akan mengganggumu dekat dengan pria lain mana pun kecuali Will Turner."

"Aku muak denganmu dan juga temanmu Lizzie! Kalian memang pantas bersama seperti seekor lalat beserta dengan kotorannya!"

PLAK!

Suzi menampar Berta hingga terdiam. Berta memegangi pipinya yang terasa panas. Belum pernah ia melihat Suzi bertindak seperti ini. Ia pikir Suzi tidak akan melawan.

Diantara mereka bertiga Suzi , Claire dan Berta. Suzi lah yang paling bijaksana. Ia bagaikan seorang kakak yang selalu melindungi adiknya. Claire dan Madam Loretta pun sedikit segan terhadap nya.

"Kau memang harus belajar sopan santun Berta."

Berta memandang kearah Suzi, wajahnya terlihat dingin dan tak ramah. Ini bukan seperti Suzi yang biasanya. Dan itu justru membuat Berta sedikit takut. Ahkirnya Berta pergi meninggalkan Suzi menuju kamarnya.

Suzi menghela nafas panjang melihat Berta yang tampak hampir menangis. Sungguh hari yang melelahkan.

***

Will memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang sepi. Lampu jalanan menyorot redup menciptakan bayang bayang. Will berdiam diri di dalam mobil sambil mengamati kartu pos yang sekarang berada di tangannya.

Kartu pos kecil terdapat gambaran sebuah kota yang dekat dengan laut. Will membalikan kartu pos itu. Benar terdapat tulisan rapi milik Lizzie.  Sebuah alamat tertera.

Kota Southampton? Apakah Lizzie berada di kota ini sekarang?

Will membuka kartu dan menarik kertasnya dengan perlahan seakan takut jika ia akan merobek kertas itu.

Something Wrong With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang