Slowly Falling | [9]

75.8K 11.8K 1.7K
                                    

Liat hasil akhir vote-nyaaaaaaaa wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liat hasil akhir vote-nyaaaaaaaa wkwkwk.

Liat hasil akhir vote-nyaaaaaaaa wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam sat set, Gengs. 🤙

Btw, part ini masih sambungan part yang di KK kemarin ya. Setelah Favian pulang dari apartemen Alura pagi itu.

Happy reading. Tandai typo ya tolong hehe 🌝💚

***


Favian sudah tiba di carport rumahnya, lalu menghabiskan beberapa menit untuk termenung di dalam mobil tanpa melakukan apa-apa. Dua tangannya baru saja terlepas dari kemudi, lalu terkulai begitu saja. Potongan-potongan kejadian tadi malam menyerbunya lagi dalam bentuk bayang yang acak, memadati isi kepalanya sampai tidak ada ruang untuk memikirkan hal lain.

Kenapa dia begitu ceroboh?

Kenapa dia begitu bodoh?

Atau mungkin lebih tepatnya ... kenapa dia begitu brengsek?

Dia menemukan sebuah pesan yang dikirim oleh Kaivan sejak semalam, yang belum sempat dibalasnya hingga sekarang.

Kaivan Ravindra
Alura baik-baik aja kan, Fav?

Sesaat setelah itu, sebuah pesan baru muncul.

Kaivan Ravindra
Kabari gue kalau lo udah nggak sibuk.

Kaivan mengirimkan pesan itu pada pukul dua satu malam, yang mana, mungkin saja saat itu Favian tengah sibuk melucuti pakaian dari wanita yang telah dia khawatirkan.

Terdengar sangat brengsek. Itulah pandangan terhadap dirinya sendiri sekarang. Bagaimana bisa dia melakukannya? Meniduri—mantan—kekasih sahabatnya sendiri yang hubungannya bahkan belum selesai lebih dari dua puluh empat jam?

Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang