Slowly Falling | [39]

69.5K 13.5K 6.6K
                                    

Ihiw temu lagiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ihiw temu lagiii.







Seneng nggak? XD









Jadi tuh ceritanya seminggu ini tadinya ga akan update karena sengaja pergi buat liburan nggak bawa laptop. Tapi apa daya xD kangen ternyata wkwkwk







Aku sudah kembali ke rumah, jadi ayok beri api biar semangat ngetik lagi wkwk 🔥🔥🔥🔥🔥

***










Hubungannya dengan Favian bisa dikatakan membaik karena dia yang terus terang akan rindunya. Alura membuka diri saat Favian mendekat dan menyentuhnya. Namun, hal itu tidak membuatnya cepat-cepat memutuskan untuk kembali. Alura punya beberapa masalah di belakang yang harus diselesaikan sebelum kembali pada Favian.

Sedikit lagi.

Salah satunya adalah siang ini. Di waktu istirahat jam makan siang kantor yang sempit, dia menerima ajakan Liora dan Tante Rena untuk bertemu, di sebuah restoran dekat kantor. Dua wanita itu sudah sampai lebih dulu dan menunggunya.

Sesaat setelah alura sampai, Tante Rena menyapanya, bertanya kabar, lalu diam lagi dan menikmati waktu dalam hening. Di sela-sela waktu itu, mungkin Liora sedang bergelut dengan dirinya sendiri, sampai akhirnya suaranya terdengar untuk pertama kali.

Liora bicara dengan wajahnya yang terlihat pucat-pasi, juga tatap sayunya yang kini terarah pada Alura. "Maaf karena ganggu jam kerja kamu, aku takut keberanianku hilang kalau nunggu lebih lama lagi," ujarnya. "Maaf, La ...."

Alura mendongak, sesaat menatap Tante Rena, lalu mendapatkan senyum dari wanita itu. Alura sudah merencanakan beberapa pilihan agar bisa berdamai dengan wanita itu dengan memulai segalanya lebih dulu. Dia pikir, kebencian Liora padanya selama ini tidak akan membuatnya berani menyampaikan kata 'maaf'.

Namun, dia mendengar hal sebaliknya.

"Maaf ...," ulang Liora.

Alura menatap wajah itu lekat-lekat, wajah adik perempuannya, satu-satunya anggota keluarga yang dia miliki saat ini. Entah dari mana dia harus mencari pangkal alasan permintaan maaf itu. Sejak Liora sering merebut mainannya saat masih kecil? Sejak keduanya mulai berebut kamar dan Liora memenangkannya? Atau sejak ... Liora tahu bahwa Kaivan adalah kekasihnya?

"Untuk segala hal yang aku lakukan dan membuat kamu sakit. Maaf." Liora kembali bicara saat Alura sama sekali belum menanggapi permintaan maafnya. "Aku selalu hidup dalam rasa iri, yang justru membuat aku menghancurkan diriku sendiri kayak gini ...."

Liora menoleh pada Tante Rena, yang kemudian mendapatkan genggaman di tangannya. Dia mendapatkan kekuatan yang dibutuhkannya.

"Aku nggak pernah puas setelah mendapatkan apa yang aku mau dari kamu. Aku nggak pernah bahagia ... setelah mendapatkan apa yang aku rebut dari kamu." Liora mulai menyeka sudut matanya, dia terlihat sesak saat bicara. "Dan sekarang ... aku nggak tahu harus ngapain lagi."

Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang