Slowly Falling | [11]

67K 11.6K 4.8K
                                    

Halooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooo

Haiii

Maafin karena kemarin-kemarin baru aja ngelarin Say it First, biar cepet buka PO. Jadi Faviannya kusimpan dulu rapat-rapat biar bapernya nggak berpindah dulu.😅

Masih semangat ngevote sama komen Favian kan yak?

Mana mana mana 🔥🔥🔥

***


"Kamu tuh emang keterlaluan deh, Fav. Nggak lucu bercandanya. Kamu nggak bawa baju ganti apa?" Mama terus-menerus protes sepanjang perjalanan ketika melihat penampilan Favian yang hanya mengenakan drawstring shorts dan kaus O neck hitam.

Sejak pagi, mama sudah mengakuisisi hari liburnya untuk mengantarnya ke acara makan malam bersama teman-temannya, membahas masalah charity yang akan diadakan minggu ini. Sampai akhirnya Favian tahu siapa rumah 'teman' yang kini menjadi tujuannya. Rumah Tante Diana, orangtua Deana.

Jadi, pemilihan pakaiannya memang tepat, dia tidak mungkin dipaksa turun dengan penampilan yang alih-alih terlihat mau menghadiri suatu acara, malah hanya layak untuk dijadikan sekadar rebahan di rumah seharian.

"Sengaja ya kamu?" tuduh Mama ketika mobil sudah mulai memasuki komplek perumahan yang dituju. "Biar nggak Mama suruh turun?"

Tepat! Namun Favian hanya diam sembari terus bertanya ke mana dia harus belok ketika ada jalan komplek yang memiliki beberapa alternatif jalan seperti pertigaan.

"Memangnya selama dekat sama Deana, kamu nggak pernah nganterin dia pulang? Kamu beneran nggak tau alamat rumahnya?" tanya Mama lagi. "Parah banget sih jadi laki-laki."

"Deana kan selalu bawa mobil, Ma. Ya ngapain juga kalau dia nggak minta anterin pulang?" elak Favian. Walaupun alasan sebenarnya, dia tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk itu.

"Ya, kalau memang kamu niat deketin, pasti ada aja alasan dan cara untuk nganterin dia pulang lah."

Nah, Mama kan tahu jawabannya? Berarti aku memang nggak niat deketin. Namun, lagi-lagi Favian hanya meresponsnya dengan balik menanyakan arah dan nomor rumah Tante Diana.

"Padahal kayaknya nggak ada yang salah deh sama Deana ...." Mama masih berbicara saat ponselnya yang sengaja di taruh di cup holder bergetar. Getarnya panjang, membuat Mama menyeret perhatiannya ke sana. "Dari tadi HP kamu bunyi tuh, ada telepon."

Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang