Slowly Falling | [16]

62.9K 11.6K 3.3K
                                    

Haluuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haluuu.


Temu lagi. Maafin karena ternyata kerjaan minggu ini cukup hectic. Semoga tidak bosan menunggu yaaa.


Bakal double update kalau vote sama komennya rame. Haha❤️



Beri api beri api 🔥🔥🔥

***





Favian hanya menunggu sepuluh menit sampai akhirnya melihat Alura keluar dari lobi apartemen dan menuju mobilnya yang terparkir di halaman tower itu tanpa masuk ke basement. Favian melihat Alura berjalan tergesa, dress putihnya bergoyang-goyang menyentuh betis saat wanita itu berjalan cepat.

Saat masuk ke mobil dan duduk di sampingnya, wangi vanila menguar. Terasa manis dan familier. Menyenangkan sekali bisa menghirupnya lagi setelah seharian tidak bertemu. Dia suka sensasinya, seperti ada rindu juga yang menunggu. Entah pada wangi itu saja, atau pada pemiliknya.

"Lama, ya? Sori ya, tadi gue nyari-nyari cincin dulu, lupa naro."

Favian melirik jari manis Alura, yang kini dilingkari cincin pemberiannya. "Lo lepas cincinnya?" tanyanya.

Wanita itu tidak langsung menjawab. Sesaat mengerjap-ngerjap, lalu menghindari tatapannya dengan berbalik dan meraih seat belt. Dia menggumam tidak jelas, tapi Favian mengerti itu adalah jawaban mengiyakan.

Seperti halnya Favian yang datang padanya, yang hanya berguna untuk menutup lukanya di depan orang-orang. Ternyata cincin itu juga tidak jauh berbeda, hanya menutup jejak cincin di jari manisnya ketika berhadapan dengan orang-orang. Saat sedang sendiri, Alura masih membiarkan dia hidup bersama jejak sedihnya.

"You look great," puji Favian sambil mulai menyalakan mesin mobil. Terkesan sambil lalu, tapi jelas dia tulus walau tidak berkata secara spesifik tentang penampilannya yang cantik hari ini.

Wanita itu mengenakan dress putih dan kitten heels senada bercorak hitam, simple sekali, tapi entah kenapa membuatnya malah terlihat sangat istimewa saat penampilannya diceritakan dari sudut pandang Favian.

Alura terkekeh pelan, wajahnya meneleng ke satu sisi untuk membenarkan teardrop earrings yang dikenakannya. "Gue berusaha untuk memberikan penampilan terbaik gue hari ini," ujarnya. "He needs to see the best look of me."

Dia yang Alura maksud adalah Kaivan. Dan Favian mulai melajukan mobilnya sambil bergumam. "Lo dandan cantik gini untuk Kaivan ternyata? Wah ...." Akhirnya tanpa sadar kata 'cantik' itu keluar dari bibirmya. "Are you trying to make me jealous?" tanyanya, dia bahkan tidak bisa membedakan sedang bergurau atau benar-benar bertanya.

Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang