Slowly Falling | [Bonus Scene]

69.8K 10.1K 1K
                                    

 Ini pendeeekkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini pendeeekkk



Cuma bonus scene setelah Additional Part kemarin 😳

 Cuma bonus scene setelah Additional Part kemarin 😳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***





Favian merasakan seseorang dalam pelukannya bergerak. Wanita itu menyingkirkan lengan Favian yang semalaman memeluknya. Wangi buah dari helai-helai rambut yang semalaman dihidu dekat oleh hidungnya ikut menjauh. Kini, di depannya hanya ada ruang kosong.

Jika semalam sekadar mimpi dan pagi ini Favian terbangun dalam keadaan sendirian, dia tidak akan heran. Karena semalam benar-benar tidak terduga. Segalanya terjadi begitu cepat, panas, dan ... bergairah.

Mereka bercinta dengan hebat.

Favian tengkurap. Menyembunyikan sesuatu yang sulit dikondisikan saat membayangkan bagaimana wanita itu menyerahkan diri padanya.

Namun, dalam keadaan yang terlalu berat untuk membuka mata, samar dia melihat bayangan tubuh wanita itu berdiri di sisi tempat tidur dengan pakaian seadanya. Dua tangannya terangkat untuk menggulung rambut.

Terima kasih untuk pagi, karena memberi tahu bahwa malam tadi bukan sekadar mimpi.

"Kamu mesti ke kantor, kan?" Samar suara itu terdengar. "Ayo, bangun."

Favian berusaha menjawab, tapi hanya menghasilkan gumaman tidak jelas.

"Fav?"

"Mm ...?" Menggumam lagi.

"Kalau kamu telat aku nggak tanggung jawab, ya." Suara wanita itu terdengar semakin jauh. "Aku berangkat duluan nanti."

"Sepuluh menit menit, ya ...." Favian menyurukkan wajahnya ke bawah bantal.

"Favian ...?"

"Lima menit." Favian masih melakukan negosiasi. "Janji."

Tidak ada sahutan lagi. Hanya terdengar derit pintu yang terbuka, lalu knop pintu yang tertutup dan terkunci. Setelahnya ... terdengar suara gemercik air.

Favian baru saja akan melewati ambang batas sadarnya, hampir tenggelam lagi dalam lelap. Namun suara knop pintu yang terbuka mengganggunya.

"Fav .... Aku lupa bawa handuk." Suara itu lagi. "Mau bawain ke sini nggak?"

Mata Favian terbuka sepenuhnya. Satu gerakan cepat membuatnya langsung berdiri di sisi tempat tidur dan berjalan dengan sedikit limbung. "On my way," sahutnya. "Buka pintunya dong."

***




😳😳😳

Jadi gimana setelah baca Additional Part semalem? 😳

Jadi gimana setelah baca Additional Part semalem? 😳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang