Slowly Falling | [46]

116K 10.9K 4K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Haiii

Waktunya kita berpisah dengan Favian dan Lula :")


Coba kasih satu emoticon untuk part ini.





Apa yang bakal kalian kangenin banget dari cerita ini?





Terima kasih sudah menemani Favian sampai sejauh ini.


Jangan lupa masukin cerita baru ini juga ke library yaaa. Talanghae‍️🙆🏻‍♀️

Bakar untuk yang terakhirrrr  🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Bakar untuk yang terakhirrrr  🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

***






Mungkin ini adalah efek dari kabar yang menyatakan bahwa Alura tidak hamil setelah melihat hasil tes kehamilannya pagi ini. Atau mungkin, ini adalah efek dari permintaan maaf wanita itu, Favian tidak suka melihat Alura kecewa dan menyalahkan dirinya sendiri di keadaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab keduanya.

Jadi, saat Alura meminta maaf dengan raut sedih, Favian menjawab, "Ya udah, nggak apa-apa. Ayo kita coba lagi."

Dan dia baru saja menepati janjinya.

Sesampainya di apartemen, Alura menyambutnya dengan senyum. Dan gaun tidur baru, yang tentu saja selalu mengapihkan perhatian Favian pada lekuk di baliknya. Setelahnya, tentu saja Favian tidak akan melewatkan malam itu hanya untuk tertidur.

Sprei masih berantakan, gaun tidur Alura sudah menumpuk di lantai bersama serakan pakaiannya yang lain. Dan wanita yang tadi menggodanya itu kini masih berada dalam pelukan, masih memberikan pertanyaan-pertanyaan random seperti, "Kamu sayang aku nggak?" atau, "Kamu seneng nggak hidup sama aku?"

Begitu terus, yang akan Favian sahuti sesekali dengan gumaman, karena jujur saja, dia sangat mengantuk.

Lalu, tiba pada pertanyaan, "Kalau kamu nggak ketemu aku, kamu mau nikah sama siapa?"

Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang