Slowly Falling | [42]

82.7K 12.9K 6.2K
                                    

Btw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Btw. Mau kasih tau tentang Part 41 yang bahas nilai PKn, jadi sebelumnya ada di part 7 Favian bahas nilai PKn ke Alura waktu mau nganterin dia pulang. Dia bilang gitu soalnya biar Alura nggak mikir dia mau macem-macem. Gitu. Wkwkwk.

Jujur ya cerita ini tuh cerita dengan vote paling gercep dan komen terbanyak yang pernah direspons pembacanya :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jujur ya cerita ini tuh cerita dengan vote paling gercep dan komen terbanyak yang pernah direspons pembacanya :")

Makasih banyak ya 🙆🏻‍♀️



Beri api lagi yang banyak boleh tidak? 🔥🔥🔥🔥🔥

Beri api lagi yang banyak boleh tidak? 🔥🔥🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***







Pukul delapan malam Alura baru tiba di apartemen, selepas membersihkan diri dan berganti pakaian dengan pakaian rumah, Alura kembali bergerak ke luar kamar, berjalan di antara keadaan pantri yang masih sedikit berantakan sisa pekerjaannya tadi pagi. Dia mendengkus, menatap nanar keadaan itu, pekerjaan yang ternyata berujung sia-sia. Sia-sia karena dia tidak mampu menurunkan egonya dan memberikan kotak bekalnya pada Favian.

Dia tidak mengecek lagi keadaan nasi goreng yang diacuhkannya di desk, tidak juga membawanya pulang karena terlalu enggan. Mungkin dia akan membuangnya besok pagi.

Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang