Slowly Falling | [20]

78.8K 11.1K 3.7K
                                    

Udah pada siap kondangan ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah pada siap kondangan ini?


Api mana apiii 🔥🔥🔥

***





Alura menunduk dalam-dalam, memejamkan mata rapat-rapat, lalu menarik napas dalam-dalam. Saat mendengar Favian mengucapkan ikrar pernikahan dalam satu tarikan napas, degup jantungnya bertalu, kencang sekali. Hanya sampai detik berikutnya berlalu, mereka resmi menjadi sepasang suami-istri.

Ada riuh doa yang sesak memenuhi ruangan setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada riuh doa yang sesak memenuhi ruangan setelahnya. Haru dan bahagia tumpah di sana. Sementara Alura masih tenggelam dalam takjubnya sendiri, dia sudah memilih jalan untuk bermain dengan takdir sampai sejauh ini.

Sampai akhirnya, sebuah usapan di pipinya membuatnya menoleh, mendapati Favian yang tersenyum, seolah tengah memberi tahu bahwa saat ini dia tidak sedang bermain dengan takdir sendirian. Pria itu menemaninya.

Di tengah lautan manusia, yang berbahagia, mungkin justru dia sendiri yang merasa gamang di sana. Dia tidak tahu bagaimana perasaan Favian, tapi sepertinya tidak jauh berbeda, hanya saja pria itu mampu menutupi segalanya dengan begitu baik.

Favian bisa tersenyum tulus sekali di acara resepsi pernikahannya ketika melihat tamu-tamu yang datang. Melihat segala kebahagiaan orang-orang tumpah ruah di sana, bagi mereka yang tidak tahu bahwa ini sekadar sandiwara yang dilakukan oleh sepasang pengantin di sana.

Beberapa kali Alura ikut mengambil foto bersama beberapa teman Favian, melihat bagaimana Favian tertawa mendengar ucapan dan gurauan teman-temannya tentang statusnya sekarang yang sudah berubah. Pria itu, seperti menikmati sekali sandiwara ini.

Lalu, ada momen Alura akan diseret ke sana-kemari oleh mama mertuanya ditemani Jena untuk dikenalkan ke beberapa kerabatnya. "Lihat dong, punya dua anak laki-laki, pada pinter-pinter banget cari istri, kan?" Atau kalimat bangga sejenis. Setelah itu, semua akan memuji betapa beruntungnya Mama karena mendapatkan dua menantu cantik.

Beberapa kali Alura diselamatkan oleh Jia. Adik iparnya itu akan menariknya dari kerumunan kerabat Mama untuk kembali ke pelaminan. Lalu bertanya, "Kak Lula mau aku ambilin minum nggak?" Atau, "Mau aku ambilin makanan?" Sesekali dia juga membantu Alura untuk merapikan rambutnya tersangkut di payet bagian punggung atau bahu.

Slowly FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang