" paman.. tolong berikan ini pada.. siapa ya tadi?
Ooooh direktur Ong Seongwoo.."
Penjaga tadi menatap curiga pada anak kecil ini, bagaimana mungkin anak kecil tau soal direkturnya?
" dari siapa?"
" tadi ada seorang paman tampan, katanya dia teman lama nya direktur Ong Seongwoo, karena paman tadi sangat sibuk jadi tidak bisa memberikannya sendiri pada direktur."
Penjaga tersebut mengangguk..
" baiklah, paman akan membawa surat ini pada direktur Ong."
Anak kecil tadi mengangguk lalu berlari ke teman-temannya bermain, dan bersama-sama mereka membeli es krim menggunakan uang yang diberikan paman tadi.
Saat ini surat itu sudah berada di meja Seongwoo, Seongwoo yang baru kembali dari ruang meeting melihat amplop ciklat tergeletak diatas meja nya..
Seongwoo menatapnya, tadi tidak ada nama pengirimnya.. dari siapa ini? Tapi tanpa ambil pusing, Seongwoo membuka nya dan melihat surat yang di tulis dengan tinta warna merah..
" rasa sakitnya akan mengejutkan... dan tentu saja itu akan terasa sakit. Tapi kau memang layak mendapatkannya."
Pada surat itu di lampirkan foto mobil nya Seongwoo, dan juga bercak warna merah..
Seongwoo menatap surat itu dan kembali menelitinya..
Darah? Surat ini juga di tulis dengan darah?
Seongwoo menyimpan foto mobilnya yang berlumuran darah, dan untuk surat itu..
Seongwoo lalu meremasnya dan langsung melemparkannya ke tempat sampah tanpa tahu kalau itu adalah surat ancamannya yang pertama..
Seongwoo menghela nafasnya sambil memijit pelipisnya. Semua ini membuatnya merasa stress..
Setelah mengabaikan surat ancaman itu, Seongwoo melanjutkan pekerjaannya seperti biasa sampai menjelang jam pulang kantor. Sejauh ini masih baik-baik saja. Surat ancaman itu tidak terbukti.. Seongwoo menghela nafasnya lalu berjalan keluar dari kantornya, dengan raut wajah dingin, Seongwoo berjalan seperti biasa dan hanya mengangguk pelan ketika para karyawannya menyapanya..
Bisik-bisik di belakangnya tidak dia dengar. Dia tidak peduli juga. Masa bodoh..
Seongwoo segera menuju parkiran dan mengambil mobilnya..
Ketoka dia sudah keluar dari kantor dan mengendarai mobilnya dengan tenang, dia melihat ada mobil di belakang yang sepertinya mengikutinya..
" sial. Siapa lagi kali ini?"
Seongwoo langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang..
" Halo?"
" bantu aku, aku diikuti seseorang. Akan aku nyalakan GPS nya dan kukirimkan lokasiku sekarang."
Setelahnya tanpa menunggu jawaban lagi. Seongwoo mematikan sambungan teleponnya..
Mobil yang mengikuti Seongwoo semakin memepetnya.. dan mau tidak mau Seongwoo menghentikan mobilnya, sial.. mereka kini berada di area taman yang sepi. Seongwoo hanya berharap dia bisa mengulur waktu sampai bantuan datang..
" wah.. wah.. wah.. tuan muda Ong Seongwoo ternyata sangat tampan ya? Dan pemberani juga.
Kau berani keluar sendirian ternyata."
"Siapa kalian?" tanya Seongwoo sambil bersedekap..
" tidak penting siapa kami. Kami hanya diperintahkan membawamu pergi tuan Ong.. jadi, ikutlah secara sukarela.. daripada kami membawamu secara paksa.. dan melukai wajah serta tubuh indahmu itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Fanfiction"Kau harus membayar semua dosa di masa lalu. kau harus mati, atau tersiksa dan menderita secara perlahan"... "Setiap kali kau melihatku, kau ingat ayahku dan lalu membenciku.. maafkan aku. aku akan membayar semuanya. dosa masa lalu itu." WARN!!! B...