" mau kemana kau?"
" kembali ke kamarku."
" kenapa?"
" apa maksudmu dengan kenapa?"
" kenapa kau mau kembali ke kamarmu?"
" tentu saja untuk beristirahat.. aku mau tidur, aku lelah.. kau pasti juga butuh istirahat, lukamu lumayan.."
" tidak mau.."
" hah?"
" aku tidak mau tidur sendirian. Kau harus menemaniku disini."
Seongwoo melirik sofa di dekat situ.. lumayan panjang, Seongwoo pasti merasa nyaman kalau tidur di sana ..
" baiklah.." Seongwoo berjalan mendekati sofa.
Tetapi Daniel memanggilnya lagi..
" tidur di sini.."
Daniel menyibakkan selimutnya .. dan menepuk nepuk sisi tempat tidurnya..
Seongwoo berjalan pasrah kearah sebelah Daniel, lengannya perih, dia lelah dan mengantuk, dia ingin tidur, sampai pada akhirnya Seongwoo langsung membaringkan diri di samping Daniel, dan dalam waktu beberapa menit, Seongwoo lalu tertidur pulas dengan mulut sedikit terbuka..
Daniel tersenym gemas, lalu dia menarik selimut untuk mereka berdua..
" good night.." kata Daniel perlahan dan segera menyusul Seongwoo ke alam mimpi..
.....................................................................................................
Beberapa hari kemudian, Daniel dan juga Seongwoo sudah keluar dari rumah sakit dan menjalani hidup seperti biasa. Seongwoo pergi ke kantornya dengan di kawal oleh D pada hari-hari tertentu..
"oh itu direktur.. tampannyaaa~" beberapa karyawan Seongwoo menatap direktur mereka dengan kagum..
Seongwoo berjalan dengan santai, dia memakai kemeja berwarna biru muda dengan jasnya yang berwarna biru Navy dan rambut disisir ke belakang..
Karyawan wanita berlomba – lomba menarik perhatian Seongwoo, tetapi Seongwoo diam saja dan berjalan menjauh tanpa mengindahkan sapaan mereka
" uuugggh dingin sekali, pendiam.. tapi itu nilai lebihnya.."
" dia sangat keren, astaga.. aku jatuh cinta padanya."
" padahal direktur baru berusia sembilan belas tahun, bagaimana mungkin dia bisa jadi setampan itu?"
Bisik-bisik terus mengikuti Seongwoo sampai Seongwoo sampai di dalam kantornya.
Baru saja membuka pintu kantornya, ponsel Seongwoo berdering, nomor tidak dikenal.. Seongwoo mengerutkan alisnya lalu mengangkat panggilan telepon itu, Seongwoo tidak mengatakan apapun, begitupula orang di seberang telepon itu..
Sampai akhirnya panggilan terputus begitu saja. Seongwoo menatap ponselnya sebentar lalu tanpa ambil pusing dia kembali masuk ke kantornya..
Sementara itu di seberang sambungan telepon..
Seorang pria memandang ke kejauhan melalui jendela rumahnya yang luas itu..
" kenapa dia belum mati juga? Susah sekali menghabisi Seongwoo..
Dia seperti memiliki sembilan nyawa.." keluh seorang pria yang duduk di sofa sambil memainkan gelas wine nya..
Sementara pria yang berdiri di depan jendela rumahnya itu hanya tersenyum misterius..
" tidak seru kalaudia langsung mati begitu saja..
Kau tahu? Aku lebih suka begini, jadi aku bisa menyiksanya pelan-pelan..

KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Фанфик"Kau harus membayar semua dosa di masa lalu. kau harus mati, atau tersiksa dan menderita secara perlahan"... "Setiap kali kau melihatku, kau ingat ayahku dan lalu membenciku.. maafkan aku. aku akan membayar semuanya. dosa masa lalu itu." WARN!!! B...