20.

340 53 49
                                    

" oh, kau sudah kembali?"

" ya..

Kau sedang apa?"

" aku agak lapar, jadi aku membuat kopi dan juga roti bakar. Kau mau?"

" tapi ini sudah malam, waktunya makan malam..

Tapi kenapa kau malah memakan roti panggang? Itu kan untuk sarapan?" Daniel bertanya heran..

" siapa sih yang menentukan makan roti panggang untuk sarapan saja? Kalau aku mau ya aku makan.. siang hari makan telur dadar dan juga bacon, malam hari makan roti panggang, dan pagi hari aku makan ramen atau steak.. terserah aku. Toh aku yang makan.."

Jawab Seongwoo santai.

Dia lalu berbalik lagi dan mengolesi roti nya dengan mentega..

D menatap punggung Seongwoo yang asyik menyiapkan makan malam. Dan Seongwoo merasa seperti diawasi sehingga dia berbalik ke belakang..

Seongwoo melihat Daniel menatapnya, namun sedetik kemudian D memalingkan wajahnya dan melihat ke arah lain, membuat Seongwoo tersenyum samar. Entah kenapa Seongwoo merasa sedikit bahagia..

Seongwoo lalu membawa kopi dan juga roti panggangnya dan makan bersama dengan Daniel..

Mereka berdua makan dalam diam, hanya Seongwoo yang merasa berdebar.. jantungnya terasa berdetak gila-gilaan..

" sepertinya aku menyukainya." Batin Seongwoo tidak tenang.. dan dia lalu menatap Daniel yang duduk di depannya..

Apakah aku menyukainya?

" kenapa kau menatap ku sampai sebegitunya?"

" ini mataku, bebas donk aku mau melihat apa atau siapa. Kau tadi darimana? Aku bangun kau sudah tidak ada di sini.."

"aku menemui teman-temanku dan mengobrol dengan mereka."

" hmmm.."

" kenapa reaksimu begitu?"

" memangnya aku harus bereaksi seperti apa?"

" memangnya kau tidak punya teman?"

" tidak punya.. buat apa aku punya teman? Keluarga ku sendiri saja berusaha membunuhku, apalagi orang lain."

Kata Seongwoo acuh

Setelah menelan gigitan terakhir rotinya, Seongwoo segera membereskan meje. Dan Daniel.. Dia menatap Seongwoo dalam diam..

Setelah membereskan meja, Seongwoo berjalan keluar sendirian.. dia mendengar suara deburan ombak dan ketika berjalan kesana dia senang melihat landasan helikopter di pantai pulau pribadi ini..

Seongwoo duduk di pinggir landasan dengan kaki dia turunkan, sehingga kaki nya tersapu ombak yang dingin..

Dia menatap ke atas, bintang-bintang bertaburan, dengan angin berhembus dan suara deburan ombak, entah mengapa membuat Seongwoo merasa tenang.

Tanpa di sadarinya, sebutir air mata lolos dari ujung mata Seongwoo , dia merasa di dunia yang luas ini dia sendirian. Tidak punya keluarga, tidak punya teman. Benar-benar sendirian.

Sebenarnya kesalahan apa yang pernah Seongwoo lakukan? Dosa apa yang pernah dia perbuat? Kenapa dia harus menghadapi semua ini? Seongwoo lelah.. amat sangat lelah..

Saat dia memejamkan mata menikmati angin, ada seseorang yang menyampirkan selimut di pundak Seongwoo.. ketika Seongwoo menoleh, dia melihat D duduk di sampingnya.. dia juga terdiam dan menatap jauh seperti sedang memikirkan sesuatu..

Tapi apa? Entahlah..

Seongwoo duduk dengan bertumpu pada tangannya, begitupula dengan D.. sampai kedua tangan mereka bersentuhan, tapi tidak ada salah satu dari mereka bergerak untuk melepaskan diri ataupun menghindar.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang