26.

444 66 97
                                    


" kau tahu apa yang kupikirkan ternyata.." kata Daniel

Baekhyun menghela nafasnya berat..

" kau memikirkan skenario pembunuhan terbaik. Baiklah terserah kau. Aku tidak mau berurusan lagi denganmu. Aku tidak berhak ikut campur.. cukup aku memperingatkanmu.."

Dan Baekhyun langsung menutup sambungan teleponnya..

Pandangan mata D berubah lagi..

" aku tidak akan menarik apa yang sudah aku rencanakan. Tidak akan menariknya."

D langsung menghubungi nomor sahabatnya, Chanyeol..

" halo.."

" hei man.. isterimu baru saja menghubungi dan mengumpatiku, apa kau tahu?"

Chanyeol hanya diam saja, dan tidak menanggapi perkataan D

" tentu saja kau tahu bukan? Kau dan isterimu tidak pernah menyembunyikan apapun satu sama lain.. aku akan tetap menjalankan rencanaku." Kata D dengan yakin..

" ya.. lakukan saja. Sedikitpun kau tidak mencintainya. Lakukan apapun yang kau inginkan dan kuharap kau tidak menyesal.."

" walaupun aku mencintainya , itu tidak akan mempengaruhi keputusanku saat ini.

Memangnya penting perasaan yang kumiliki padanya sekarang? Tidak.. sama sekali.. perasaanku saat ini sama sekali tidak penting,. Aku sudah lama merencanakannya, dan aku akan melakukan eksekusi nya saat ini juga..

Aku akan tetap melakukannya, dan ya.. aku tidak akan menyesal."

D memutus sambungan telepon itu.. mendadak D sesak nafas, dadanya berdenyut nyeri dan menyakitkan...

" tapi aku tidak akan berhenti, benar-benar tidak akan berhenti. Ini sudah keputusanku."

........................................................................

Seongwoo sudah diikat dari tadi, dan D duduk di depannya, menunggu Seongwoo sadar..

D memandangi wajah cantik Seongwoo, wajah yang putih bersih, lembut, wangi.. saat ini di penuhi lebam bekas pukulan, dan pipi nya juga terdapat goresan pisau dengan darah yang sudah mengering. Tidak mungkin luka itu akan hilang begitu saja tanpa operasi plastik..

Sepertinya Seongwoo menyadari kehadiran D, tiba-tiba dia mulai membuka mata dan menatap D yang duduk di depannya..

" kau di sini.." kata Seongwoo dengan nada suara lembut, dia juga menatap D dengan tatapan sayang dan juga senyumannya.. senyuman yang jarang dia tunjukkan..

Dan D membencinya, seharusnya Seongwoo marah, seharusnya Seongwoo membencinya.. tapi kenapa dia tidak melakukan itu? Padahal dia seharusnya melakukan hal itu sekarang.

D hanya mendengus..

" apa kabar Woo?"

" seperti yang kau lihat." Balas Seongwoo dengan sorot mata sedikit meredup.. entah kenapa.

Tetapi tiba-tiba Seongwoo menyunggingkan senyumannya lagi, dan D tidak suka itu, dia marah.. jadi D berdiri dan berjalan ke arah Seongwoo lalu menamparnya keras, sampai darah keluar lagi dari sudut bibirnya.. tapi bukannya meringis kesakitan atau ketakutan, Seongwoo masih saja tersenyum lembut seperti itu? Bagaimana bisa??

" hentikan senyum bodohmu itu!!" D jadi emosi, dia lalu menjambak rambut Seongwoo sampai dia mendongak.. dapat D lihat Seongwoo meringis kesakitan.. tapi D tidak peduli, dia semakin keras menjambak rambutnya, sampai dia rasakan beberapa helai rambut Seongwoo terlepas..

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang