19.

331 57 34
                                    

" apa itu?" D melihat amplop yang di sodorkan oleh Seongwoo..

" seseorang mengancamku, Niel.."

D mengambil amplop itu dan membukanya..

" bercak merah ini darah sungguhan."

" darah?"

" ya, itu darah sungguhan. Darimana kau mendapatkan ini?" tanya D , lalu dia beralih membuka amplop yang ke 2..

" entahlah.. sebelum aku kecelakaan aku menerima amplop yang itu."

Seongwoo menunjukkan foto mobilnya yang berlumuran darah kepada D

" bercak merah ini darah sungguhan."

" darah sungguhan? Bukan cat??" tanya Seongwoo terkejut..

" bukan..

Oh ya, aku lupa mengatakan padamu, aku sudah menemukan sopir yang mencelakaimu, namanya kim ji suk dia suruhan keluarga SUng, dan dia sudah mati. Aku membunuhnya dengan tanaganku sendiri." Jawab Daniel santai.. dan di balas Seongwoo dengan anggukan santai.

" lalu surat yang ke dua ini, kapan kau mendapatkannya?"

" saat aku keluar dari rumah sakit.."

" ini darah yang berbeda." Gumam D dengan tiba-tiba..

Seongwoo tidak mengerti, jadi dia diam menatap Daniel..

" kau benar-benar tidak tahu siapa pengirimnya?"

" tidak." Jawab Seongwoo singkat, dia lalu mengambil amplop itu dari Daniel dan kembali memasukkannya ke dalam laci.

D lalu menarik Seongwoo mendekat kepadanya sampai Seongwoo hampir terjatuh dan kedua tangannya mendarat di dada D..

Seongwoo menatap D heran, D lalu menaikkan tangannya, dan mengelus pelipis Seongwoo yang memar..

" memar.. apa kau baik-baik saja? Kau jadi sering terluka."

Seongwoo menepis tangan D perlahan lalu dia berpaling menyembunyikan pipinya yang memerah..

" ekhem.. A—aku baik-baik saja. Jangan khawatir..

Oh ya Niel.."

" ya?"

" aku ada tugas untukmu."

" apa?"

" cari tahu soal Sung Dong Hwa, sampai hal terkecil sekalipun ... akan aku beri pelajaran dia."

Tanpa mengatakan apapun, D lalu berdiri dari kursi Seongwoo. Dia mengecup pelan kepala Seongwoo lalu tanpa megatakan apapun dia berlalu dari sana.

Sepeninggal D, Seongwoo kembali ke kursinya, dia lalu merebahkan kepalanya diatas meja..

" ada apa denganku?" keluh Seongwoo, dia lalu menyetuh dada kirinya..

" kau berdetak sangat cepat." Kata sengwoo pada jantungnya.. kemudian Seongwoo tersenyum cerah, senyum cerah yang baru dari keluarkan selama beberapa tahun ini.

Setelah melamun beberapasaat,Seongwoo membereskan barang bawaannya. Dia ingin pulang, ini hari yang melelahkan..

" oh Direktur.. anda mau pergi?"

Seongwoo mengangguk..

"Ya.. aku mau pulang, tolong batalkan beberapa schedul ku hari ini."

" baik direktur."

Sekretaris Seongwoo lalu menunduk hormat ketika Seongwoo berjalan melewatinya, saat itu Seongwoo melihat dari sudut mata nya kalau Dong Hwa tersenyum mengejek ..

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang