"Nala!" Mala berseru lebih kencang saat Nala lebih memilih untuk memperhatikan lensa kamera daripada dirinya yang tengah merajuk dihadapannya.
Lelaki itu menghembuskan napas pelan. Menahan kekesalannya yang tengah memuncak. Hubungannya dengan Mala semakin lama dirasanya semakin hambar dan menyebalkan. Saban hari banding membandingkan antara Mala dan Wanda semakin banyak intensitasnya.
Membuatnya kadang kelabakan menghadapi perasaannya sendiri. Antara Mala dan Wanda kini seolah sudah sama posisinya dihati Nala. Bahkan terkadang ketika bersama dengan Mala, Nala hanya ingin Wanda. Bosan katanya, tapi sepertinya ini lebih daripada sekadar bosan.
Perasaannya telah terbagi.
"Apalagi?" Tanyanya pelan. Wajahnya yang datar jelas akan membuat siapa saja urung untuk merajuk. Tapi Mala tetap melanjutkan aksinya.
"Kamu tuh dengerin aku nggak sih? Selalu deh, kamera, kamera, kamera. Aku ini pacar kamu bukan sih?" Rajuk gadis itu.
"Mala." Tekan Nala.
"Tuhkan. Sekarang sukanya Mala, Mala. Biasanya juga langsung panggil sayang. Kamu ini kenapa sih?"
Nala menaruh lensanya kembali di atas meja. Ia beranjak berdiri.
"Mau kemana? Tuhkan, aku tuh lagi ngomong loh. Bisa nggak sih dengerin aku dulu? Kamu tuh kenapa sih? Akhir-akhir ini cuek banget sama aku."
Menghindari Mala sebenarnya. Tapi Nala mengulas senyum tipis, mencoba bersikap seperti biasanya ketika Mala merajuk. "Ambil minum, mau ikut?"
Bibir pink Mala mencebik. "Gamau. Udah sana buruan."
Nala sekali lagi menghela napas pelan. Dan ia berjalan menuju dapur guna mengambil sebuah minuman dingin di dalam kulkas. Ketika tengah mengambil minuman, ponsel Nala berdenting. Jadi sembari menuangkan minuman, ia membuka pesan yang masuk.
Pergerakannya sempat terhenti saat melihat sebuah foto yang dikirimkan mama Mala padanya.
• (send a picture)
• nak nala kalau tidak mau segera serius, Mala bisa dibawa dia loh 🤭Nala bahkan sempat memaku karena terkejut bukan main. Apa-apaan ini maksudnya? Serius dalam hal apa?
"Mama kamu nyuruh aku cepet apa tadi?" Tanya lelaki itu, urung meminum minumannya dan segera kembali ke sofa tempat Mala duduk.
"Kamu pegang perusahaan papa kamu. Makanya dengerin kalau aku ngomong tuh. Ck."
Nala berdecih pelan. Persoalan ini seolah tak ada habisnya. Ia membuka gambar yang tadi mama Mala kirimkan padanya dan menunjukkannya pada gadis dihadapannya dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Terus ini, maksudnya apa?"
Mala menoleh terkejut. Itu foto dirinya dan Kenan saat makan malam kolega. Dan hal selanjutnya yang terjadi benar-benar diluar perkiraan dirinya. Berani sumpah, Mala tidak berniat berselingkuh dibelakang Nala.
"Sayang, aku bisa jelasin."
Nala tersenyum miring. Ada amarah yang perlahan menguasai dirinya. Egonya lagi-lagi terluka. "Jelasin apa? Kalo kamu selama ini ada main sama dia?"
"No!" Seru Mala. "Kamu pikir aku apa? Aku masih mertahanin nama baik kamu didepan keluarga besar aku. Aku nggak mungkin selingkuh."
"Terus ini? Maksud kamu makan malam keluarga besar waktu itu, pertunangan kamu sama dia?"
"No. Nala, sayang, dengerin penjelasan aku–"
Nala menggeleng. Aura dirinya kali ini benar-benar berbeda. Mala akui, menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
mistake [selesai] ✔
FanfictionNala, manusia dengan sejuta ego nya. Menomorsatukan ego diatas segalanya. Bahkan terkadang menjadikan Wanda sebagai pemuas ego nya yang kelaparan. Tidak peduli dengan amukan kekasihnya, ego harus tetap nomor satu. Wanda, menjadi tempat pelampiasan a...