"Ibu Aghnia"
"Ibu Aghnia Ilma"
Sebuah panggilan keras yang berulang menyadarkan wanita muda yang sedang duduk melamun di kursi tunggu sebuah poli kandungan rumah sakit.
"I-iya.. Saya, Sus !"
"Silahkan masuk !" ucap suster itu menyuruh pasien wanita yang baru dipanggilnya masuk ke dalam ruang pemeriksaan
"Dengan Ibu Aghnia, benar ?!" Suara berat tapi lembut itu kembali menyadarkan Nia kalau dia sudah berada di dalam ruang pemeriksaan
"Eh, i-ini benar poli kandungan kan ?!" Nia bertanya pada pria tampan berjas putih di depannya
"Iya betul, Bu !" Suster yang tadi menyuruh Nia masuk, menjawab dengan sopan
"Tap-tapi.. Kenapa dokternya pria ?!" Nia panik, ini bukan pertama kalinya dia periksa ke sebuah poli kandungan, dan dokter yang biasa menanganinya wanita tapi kenapa kali ini pria.
"Oh, mungkin biasanya Ibu diperiksa oleh Dokter Sari, beliau sudah pindah Bu. Dan sekarang Dokter Andra yang menggantikannya" jelas suster itu lagi
"Jadi, bagaimana Bu ? Mau lanjut saya periksa atau Ibu mau pindah jadwal ke dokter lain ?" Andra tahu, pasiennya seperti tidak nyaman diperiksa oleh lawan jenis
"Tidak apa Dok ! Maaf tadi saya kurang fokus makanya sedikit kaget !" Nia merasa bersalah sekaligus malu
"Tidak masalah Bu, kalau begitu saya lanjut pemeriksaannya ya.." Nada bicara Dokter Andra sangat lembut, membuat setiap orang yang mendengarnya menjadi tenang dan nyaman tak terkecuali Nia
"Sesuai hasil pemeriksaan, rahim Ibu sudah bersih dan sehat. Jika ingin kembali program kehamilan sudah bisa, mengingat sudah 3 bulan paska kuret !" Dokter Andra kembali menjelaskan setelah melakukan pemeriksaan pada perut Nia dengan alat USG.
Nia hanya diam menyimak penjelasan dokter tampan di depannya, bukan karena terpesona. Tapi pikirannya sedang bercabang memikirkan hal yang lain.
"Apa Ibu datang sendiri ?!" Tanya Andra ketika menuliskan resep obat untuk Nia
"Iya, Dok !"
"Nanti Ibu bisa jelaskan kepada suami kalau sudah sepakat ada rencana untuk hamil kembali !"
"Baik, Dok !"
"Ini saya resepkan beberapa vitamin, bisa ditebus di bagian apotek ya, Bu !"
"Maaf Bu, ada yang ingin ditanyakan lagi ?!" Andra bingung dengan pasiennya ini, kenapa selalu tidak fokus ketika diajak bicara. Matanya seperti menyiratkan kebingungan dan kesedihan.
"Eh, engga ada Dok. Terima kasih banyak, saya permisi.."
"Iya, silahkan.."
Duduk temenung di sebuah apotek rumah sakit, wanita cantik berusia 24 tahun itu menatap sendu pada ibu hamil yang duduk di seberang bangkunya.
Seharusnya dia bisa meraba perut buncit seperti itu juga, jika kejadian 3 bulan lalu tidak menimpanya.
Sang suami dari ibu hamil di seberangnya datang dengan tersenyum dan tatapan penuh cinta setelah mengambil obat yang diresepkan untuk istrinya, dengan sabar suaminya menuntun istrinya sampai keluar dari apotek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Romance[Cerita Dewasa] Setelah kenyataan pahit yang dilalui, Aghnia Ilma sangat bergantung pada kehidupan pernikahaannya. Nia berharap dengan menikah, dia bisa menemukan kebahagiannya. Tapi ternyata, dunia pernikahan yang dijalani Nia tidak seindah impiann...