Tertangkap Basah

1.4K 75 3
                                    

"Irma ?!" Nia melepas pegangan tangan Andra pada lengannya

"Abang ngapain sih pakai acara nyusul segala, malem-malem gini lagi !! Tuh, Si Nyonya khawatir !!" Irma tak berhenti mengomel pada Andra, mengabaikan situasi yang sedang dilanda kecanggungan itu.

"Abang kangen Lita.." ucap Andra dengan tatapan tertuju pada Nia

"Ya.. tapi ga malem-malem juga nyusulnya !! Besok kan bisa.." Irma yang memang masih mengantuk belum menyadari keadaan di sekitarnya

"Mama hubungin aku mulu !! Hoaaamm..."

"Mmh.. Dokter, saya permisi dulu !" Nia yang merasa aneh berada di antara kakak beradik itu, meminta izin untuk pergi

"EH ! NIA ?!" Irma yang baru sadar kalau sejak tadi Nia berada di dekatnya, sangat terkejut.

"Lo ngapain malem-malem di luar ?!" Irma menatap Nia dengan bingung

"Abang minta tolong Ibu Nia untuk masak mie instan, tadi Abang lapar !" Andra yang menjawab pertanyaan Irma

"Eh ?! Ada apa ini ?! Ada yang gue ga tau ?!" Irma menatap kedua orang itu dengan tatapan curiga

"Ga ada apa-apa Ma, udah ah ! Gue ke kamar dulu !!" Nia buru-buru meninggalkan Irma dan Andra

"Abang, ga ada niat mau jelasin sesuatu ?!" Irma menatap kakak laki-lakinya itu dengan curiga

"Ga ada yang perlu dijelasin !" Ucap Andra sebelum pergi meninggalkan Irma

"Hedeh.. cinta terhalang status !!"

—-oOo—-

Pagi hari disambut keceriaan dari anak-anak yang mengikuti berbagai kegiatan selama piknik.

Baru kali ini Andra bangun sedikit terlambat, mungkin karena tadi malam dia susah tidur di atas karpet tipis.

Karena dia datang secara mendadak, pihak sekolah tidak sempat menyediakan tempat tidur yang nyaman untuknya, terlebih dia datang bertepatan dengan semua orang yang sudah tidur.

Andra yang baru selesai membersihkan badannya langsung bergabung dengan para orang tua murid lain yang sedang sarapan.

"Loh ?! Pak Dokter ?!" Kedatangan Andra disambut heboh bunda-bunda yang ada di sana.

Sempat kecewa ketika tahu kalau kemarin Lita datang bersama tantenya, ternyata hari ini bunda-bunda itu mendapat kejutan dengan kedatangan Andra.

"Iy-iya.. Bu, selamat pagi.." sapa Andra ramah dengan wajah canggung, karena mendapat tatapan kurang menyenangkan dari para suami bunda-bunda itu.

"Maaf, Anda Dokter Andra anak dari Pak Anwar kan ?!" Gibran yang merasa tidak asing dengan Andra langsung menyapa ketika mereka duduk bersebelahan.

"Eh ! Anda dari keluarga Nugraha bukan ?! Bapak..."

"Gibran !" mereka saling berjabat tangan.

Andra yang memang lebih fokus pada profesinya sebagai dokter kurang tahu tentang dunia dan rekan bisnis Papanya.

"Kalau boleh tau, anak Anda yang mana ?!" Andra bertanya pada Gibran

"Itu.. laki-laki kecil yang sedang menggandeng tangan seorang gadis cantik !" tunjuk Gibran pada anaknya

"Wah.. tampan seperti Anda ya.." puji Andra sebelum dia menyadari kalau gadis kecil yang sedang digandeng oleh putra Gibran itu adalah Lita.

"Loh ?! Itu Lita kan ?!" Andra langsung menegakkan duduknya

"Jangan bilang yang sedang bersama dengan Galen itu Lita ?!" Naila yang berada di sebelah Gibran menebak dari ekspresi Andra

"Iya betul, gadis kecil itu Lita putri saya.." ucap Andra

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang