Kehilangan Lagi

1K 71 3
                                    

"Bang..."

Suara seorang ibu yang terlihat mengkhawatirkan anak pertamanya itu terdengar sendu.

"Mama.." Andra yang sedang duduk di taman belakang rumahnya tersenyum menyambut sang mama yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Mama kenapa belum tidur ?!" Tanya Andra lembut

"Ibu mana yang bisa tidur nyenyak saat melihat anaknya sedang ada masalah !" Mama Isma menoleh pada putranya yang terus tersenyum

"Maaf..." ucap Mama Isma

"Kenapa Mama minta maaf ?!" Andra merangkul pundak mamanya dan mencium lembut rambut yang mulai didominasi warna putih itu

"Dua kali Bang, kamu harus merasa kehilangan !" Mama Isma menangis di dalam rangkulan Andra

"Andra ga papa Mah, setiap pertemuan kan pasti akan ada perpisahan.." ucap Andra tenang.

"Apa rasanya sama Bang ?!" Mama Isma menatap mata putranya, berusaha membaca dan mengartikan jawaban yang akan keluar dari mulut Andra

"Hampir sama Mah, tapi entah kenapa sedikit berbeda. Terasa lebih sakit yang sekarang, hehe.. lucu ya Mah ?! Bukankah seharusnya Andra sudah terbiasa dengan rasa sakit ini !"

Mama Isma kembali menangis mendengar penjelasan Andra, seberapa dalam rasa cinta putranya itu untuk Nia.

Bahkan Mama Isma tidak melihat kekacauan separah ini saat Rani, Ibu dari Lita meninggal.

"Apa rasa itu lebih besar untuk Nia ?!" Tanya Mama Isma lagi memastikan.

"Entahlah Mah, Andra juga bingung.."

—-oOo—-

Flashback On

"Saya mau melamar putri Anda ?!" Andra dengan mantap mendatangi rumah Rani, gadis cantik yang berprofesi sebagai pegawai salah satu bank swasta tempat di mana Andra biasa menabung dan bertransaksi keuangan.

"Apa Nak Andra serius ?! Tapi sekolah Nak Andra belum selesai ?!" Ayah Rani tentu senang putri satu-satunya itu akan dilamar oleh pria tampan dan berprofesi sebagai dokter.

"Pernikahaan ini tidak akan menganggu pendidikan saya Pak !" jawab Andra tegas

Interaksi yang sering terjadi antara Andra dan Rani menimbulkan percikan cinta, Andra yang memang tidak mau berpacaran memilih untuk melamar Rani ketika tahu gadis itu juga belum memiliki kekasih.

"Dengan satu syarat !" Permintaan ayah Rani langsung disanggupi dengan Andra.

Satu minggu kemudian, Andra kembali mendatangi rumah Rani tapi tidak sendiri. Pak Anwar dan istrinya mendampingi Andra beserta beberapa buah tangan untuk melamar Rani.

Padahal ayah Rani hanya ingin bertemu langsung dengan kedua orang tua Andra karena ingin memastikan kalau nantinya kedua orang tua Andra benar-benar tulus menerima Rani.

Seolah tahu kegundahan hati orang tua Rani, Andra memutuskan untuk menikah dan tinggal di kota ini. Kota tempat dia meraih gelar dokternya dan tempat di mana dia pertama kali bertemu Rani.

Pak Anwar sempat tidak setuju, karena bagaimanapun Andra adalah anak sulungnya dan Andra mempunyai tanggung jawab menjalankan perusahaannya selain menjadi dokter.

Tapi Andra tetap pada keputusannya, Mama Isma pun memberikan pengertian pada suaminya untuk mengalah. Dan mengikuti permintaan Andra selama anaknya itu bahagia.

"Baiklah.. Niat baik harus segera dilaksanakan.."

Disaat kehidupan baru hadir, kematian pun mengiringi. 11 bulan setelah pernikahan Andra dan Rani, seorang bayi cantik yang diberi nama Thalita Azzahra lahir bersama juga dengan kematian sang ibunda.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang