Sadar Diri (18+)

2.5K 65 4
                                    

"Ibu.."

"Bunda !!"

"Heh ?!" Suara Lita mengagetkan Nia

"Maaf ya Lita sayang, Bunda ! Eh.. maksudnya Ibu tadi memikirkan sesuatu !" Nia berjongkok menyamai tingginya dengan Lita

"Dari tadi Ibu melamun terus, Ibu sakit ?!" Lita dengan perhatiannya menyentuh kening Nia

"Lita !!" Panggilan dari wanita tua membuat Nia kembali berdiri dan melihat asal suara

"Nenek.."

"Maaf ya Nenek lama, Ayah kamu baru kabarin Nenek untuk jemput Lita !" Mama Isma tampak kesal pada putra sulungnya itu

"Ya.. padahal Ayah sudah janji mau jemput Lita !" tampak kekecewaan pada wajah cantik Lita

"Mm.. maaf, karena Lita sudah dijemput saya permisi.." tanpa aba-aba Nia langsung menjauh dari nenek dan cucu itu

Meski terlihat tidak sopan, tapi Nia tahu Mama Isma pasti tidak suka dengannya. Masih teringat jelas perlakuan Mama Isma padanya beberapa hari lalu.

Mama Isma menatap sendu punggung Nia yang menjauh, dia tahu Nia pasti menghindarinya. Dia merasa bersalah pada Nia, mungkin lain waktu dia harus bertemu dan bicara secara pribadi dengan Nia.

"Nia, maafkan Mama.."

—-oOo—-

"Maaf saya terlambat !" lelaki tinggi dengan wajah teduh menghampiri wanita yang sudah lebih dulu duduk di sebuah cafe tengah kota.

"Loh ?!" Haikal kaget menatap calon kliennya yang ternyata bukan orang asing, sempat beberapa kali bertemu karena ponakan mereka yang bersekolah di tempat yang sama.

"Selamat siang.." jawab Irma dengan anggun, berbeda sekali dengan pertemuan terakhir mereka.

"Se-selamat siang.." Haikal jadi canggung

"Ekhem.. Baiklah ! Saya akan memulai, jadi ini adalah konsep acara yang sudah kami buat. Kalau ada yang tidak cocok dengan Ibu atau pihak perusahaan, akan kami ubah secepatnya !" Haikal mulai bersikap profesional, mengingat ini adalah urusan pekerjaan.

"Kalau konsep acara pernikahan ada ?!" Tanya Irma yang terus menatap Haikal

"Maaf, bukannya ini untuk acara ulang tahun perusahaan ?" Haikal jadi bingung sendiri

"Iya betul, tapi untuk acara pernikahan ada ?" Irma masih memaksa

"Ada Bu, tapi kebetulan saya tidak membawa referensi untuk konsep pernikahan.."

"Sayang sekali !" jawab Irma dengan kecewa

"Maaf sebelumnya, kalau boleh tahu siapa yang akan menikah ?" Haikal sebenarnya bukan orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tapi melihat wajah kekecewaan Irma membuat dia akhirnya ingin tahu.

"Saya !!" Irma tersenyum

"Wah.. selamat ya Bu, saya ikut senang. Nanti bisa kita bicarakan kalau memang Ibu berniat memakai jasa saya di acara pernikahan Ibu.."

"Mas ? Ekhem.. maksud saya kamu, eh ! Anda tidak ingin tahu saya menikah dengan siapa ?" Pertanyaan Irma berhasil membuat Haikal bingung untuk yang kedua kalinya

"Apa saya harus tahu ?" Tanya Haikal ragu dan dijawab dengan anggukan oleh Irma

"Kalau begitu, Ibu mau menikah dengan siapa ?" Meski bingung dan ragu, Haikal tetap menuruti kemauan Irma

"Kamu !!"

"HAH ?! APA ?!!

—-oOo—-

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang