Perasaan Yang Masih Sama

2.1K 96 18
                                    

"Ni..." mohon rekan kerja Nia

"Iya Mbak.. santai aja !"

"Makasih banyak ya Ni, aku doain kamu bahagia selalu dan... dapat jodoh !!" Jerit wanita yang umurnya terpaut 5 tahun lebih tua dari Nia sebelum berlari menjauh.

Nia hanya menggelengkan kepalanya, meski jam tugasnya hari ini sudah selesai. Dia terpaksa lembur untuk menggantikan tugas temannya itu karena mendadak ada panggilan yang mengabarkan anaknya sakit.

Tok..

Tok..

Nia mengetuk pintu kamar tamu yang menginap di hotel tempatnya bekerja, menurut temannya tadi tamu yang menginap di kamar itu meminta handuk baru.

"Ya..."

"Maaf Pak, saya dari layanan hotel ingin mengantarkan in-.."

Bruk...

Handuk yang Nia pegang terjatuh ke lantai, matanya menatap kaget pada pria yang membuka pintu kamar.

Begitupun pria di balik pintu itu, hanya bisa mematung dengan menggenggam erat pinggiran pintu karena rasa yang bercampur jadi satu di hatinya.

Andra menormalkan mimik wajahnya dan menatap pada handuk yang dijatuhkan Nia ke lantai.

Nia yang mengikuti arah mata Andra dengan sigap mengambil handuk itu dan meminta maaf.

"Maaf Pak, akan saya bawakan handuk yang baru.." Nia buru-buru pergi meninggalkan Andra yang masih menatapnya dari pintu yang terbuka setengah itu.

"Ternyata ini maksud Mas Gibran"

—-oOo—-

Nia tidak berani kembali ke kamar itu, terpaksa dia bertukar tugas dengan temannya yang lain demi menghindari pertemuannya dengan seseorang yang selama 1 tahun ini mengacaukan pikiran dan hatinya.

"Bukan dengan Ghani, ternyata aku lebih takut bertemu dengannya.." Nia menekan dadanya yang mendadak terasa sesak

"Apa saya hantu ?!" Suara yang tiba-tiba muncul dari belakang membuat Nia kaget

"Aarghhh.." Nia hampir tercebur ke kolam, beruntung tangan besar pemilik suara itu menarik tangannya dan memeluknya erat

Detak jantung mereka seolah sedang beradu, Nia yang takut bercampur malu memejamkan matanya ketika pelukan pria itu mulai terlepas

"Apa wajah saya begitu menyeramkan ?!" Tanya Andra menatap Nia yang memejamkan mata

"Dok-ter..." Nia membuka pelan matanya, dan ternyata dia tidak sedang bermimpi.

Apa yang terjadi padanya hari ini, detik ini, nyata ! Dokter tampan yang selama ini dia hindari sekarang berdiri di hadapannya.

Masih sama seperti dulu, wajah tampan dengan mata teduh itu semua masih sama. Tapi pemilik wajah itu sekarang terihat lebih kurus.

"Maaf..." Nia menjauhkan tubuhnya dari Andra

"Apa kamu sudah menemukan kebahagianmu ?!"

Nia menundukkan kepala tidak berani menatap dan menjawab pertanyaan Andra.

"Apa kamu tau saya sangat menderita ?!" Nia yang terkejut mendengar perkataan Andra, mengangkat kepalanya.

"Kalau saya bisa memutar waktu, saya memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.." Andra menatap dalam ke arah mata Nia yang terlihat berkaca-kaca

"Dok-ter.." Nia menahan tangisnya

"Pria itu yang menyakitimu, tapi kenapa kamu membalasnya kepada saya !"

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang