Ungkapan Cinta

819 68 9
                                    

Nia menatap penampilannya di cermin, gaun putih di bawah lutut membalut tubuh langsingnya dengan sangat indah. Pilihan Irma memang sangat pas dan cocok untuknya.

"Cantik banget ca-.. eh ! Sahabat gue !" hampir saja Irma kelepasan mengatakan Nia adalah calon kakak iparnya.

Irma tidak mau membuat mood Nia yang sedang baik itu jadi buruk dan berubah pikiran untuk tidak ikut ke acara ulang tahun perusahaannya.

"Mm.. Ma !" Cekal Nia pada Irma yang sedang sibuk mempersiapkan diri

"Gue tau ! Tenang, Abang gue pasti sibuk menyambut tamu !" Irma tahu kegelisahan sahabatnya itu

"Ni !" Sekarang gantian Irma yang ingin mengucapkan sesuatu

"Apapun yang lo liat di acara nanti, gue harap lo bisa ambil keputusan yang terbaik !" perkataan Irma membuat dahi Nia berkerut

"Maksud lo apa ?" Tanya Nia penasaran dan tidak mengerti sama sekali

"Nanti juga lo tahu sendiri, udah yuk ! Gue mau ketemu calon pacar, hihi..."

"Siapa ?"

"Siapa lagi ! Haikal lah.."

—-oOo—-

Nia mengembuskan nafas panjang, tepat seperti dugaannya. Acara pesta perusahaan tidak cocok dengannya, dia tidak ada kepentingan di acara seperti ini, lalu untuk apa dia berada di sini.

Jika saja ada Lita atau anak kecil lainnya, dia pasti tidak akan sebosan ini berada di tempat yang cukup ramai. Bukankah tadi dia yang memaksa Irma untuk meninggalkannya menyambut para tamu, tapi kenapa sekarang dia merasa terabaikan.

Di sisi lain, Andra sedang memperhatikan Nia di tengah perbincangannya dengan para relasi bisnis papanya.

Sempat kaget saat melihat wanita yang mengisi hatinya itu juga ada di acara perusahaannya, tapi Andra berhasil mengendalikan dirinya. Bahkan sekarang pun dia sedang berperang batin untuk tidak berjalan ke arah Nia dan mengajaknya berdansa.

Malam ini tidak ada istilah yang cocok untuk menggambarkan bagaimana kecantikan seorang Aghnia. Bahkan sejak tadi mata Andra tidak bisa beralih dari pesonanya.

"Ya Tuhan.. Aku ingin memilikinya !"

—-oOo—-

"Tidak punya nyali untuk berjalan ke arah sana, Dok ?" Tegur Gibran pada Andra yang matanya terus mengawasi setiap pergerakan Nia

"Eh ! Mas Gibran, sejak kapan datang ?" Andra merasa malu karena Gibran selalu memergokinya.

"Sejak Dokter menatap Ibu guru itu !" canda Gibran

"Bisa saja.." Andra tersenyum canggung

"Saya baru tahu kalau seorang Dokter bisa juga kehilangan fokusnya saat sedang jatuh cinta !" Gibran bicara tanpa menatap Andra

"Saya juga manusia, Mas !" ucap Andra yang mendapat tawa kecil dari Gibran

"Selamat malam Pak Gibran.." seseorang yang menyapa Gibran membuat Andra emosi

Andra mengepalkan kedua tangannya ketika melihat pria yang menyapa Gibran itu menggandeng wanita selain istrinya.

"Oh.. Selamat malam Pak Ghani !" Gibran membalas sapaan Ghani

"Apa ini istri Anda ?" Tanya Gibran menatap wanita yang memakai pakaian cukup terbuka dan bergandengan tangan dengan Ghani

"Bu-.."

"Ah.. iya Pak ! Selamat malam, perkenalkan saya Hanny istri Mas Ghani !" dengan tidak tahu malunya wanita itu mengaku sebagai istri dari laki-laki yang sudah menikah

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang