Tersinggung atau Cemburu ?

1K 72 12
                                    

"AGHNIA !!" Suara laki-laki yang tiba-tiba membuka pintu ruangan membuat Nia dan Andra kaget

Nia seperti tertangkap basah sedang berselingkuh, padahal dia tidak melakukan apa-apa, eh tunggu ! Apa ini juga bisa dikatakan berselingkuh, Nia bahagia dan tenang jika bersama Andra.

Apalagi perlakuan manis dan perkataan lembut yang selalu keluar dari mulut dokter tampan itu mampu membuat hati Nia bergetar.

"Apa yang kamu lakukan ?!" Ghani berjalan mendekat ke arah Nia dengan cepat, dia tidak suka melihat istrinya menyentuh laki-laki lain.

"Emm, anu.. M-mas, in-ini dokter-" Nia sampai terbata-bata menjelaskan karena terlalu gugup dengan tatapan Ghani dan rasa bersalahnya

"Oh, Anda dokter yang kemarin kan ?! Bagaimana kondisi istri saya ?!" Ghani menatap tak suka pada Andra, kenapa dokter yang menangani pasien harus sedekat ini.

Apalagi dia melihat martabak berada tepat di antara Nia dan dokter itu, apa mereka menikmati martabak bersama. Apa bentuk pelayanan dokter kepada pasiennya harus sespesial ini sampai menikmati makanan bersama.

"Mmm.. Mas, Dokter An-" ucapan Nia yang ingin menjelaskan kalau Andra bukan dokter yang menangani kakinya terpotong.

"Kondisi Ibu Nia sudah mulai membaik, hanya saja untuk berjalan masih ada kesulitan. Saya menawarkan memakai tongkat, tapi sepertinya Ibu Nia tidak mau. Saya harap Bapak sebagai seorang suami bisa menjaga istrinya dengan baik agar kondisinya cepat pulih !"

Andra langsung bisa menangkap kalau suami Nia menyangka dirinya adalah dokter yang menangani Nia, dia tidak keberatan sama sekali. Dengan begitu dia bisa mempunyai alasan untuk lebih sering bertemu dengan Nia meskipun ada Ghani.

Nia bingung kenapa Andra seolah-seolah berperan sebagai dokter yang menanganinya. Setau Nia, Andra adalah dokter kandungan. Apakah sakit di kakinya berhubungan dengan kandungan ?!

"Baiklah, kalau begitu saya permisi. Dan saya harap ada yang menjaga Ibu Nia untuk malam ini !" Andra sengaja seperti itu, berharap Ghani tersinggung dengan perkataannya.

Suami macam apa yang tidak sekalipun khawatir dengan kondisi istrinya, ada apa sebenarnya dengan hubungan rumah tangga Nia. Andra rasa ada yang tidak beres, tapi Nia maupun Irma adiknya tidak pernah mau membahas tentang hal itu.

"Ibu Nia, cepat sembuh. Besok akan saya periksa lagi. Selamat sore.." Andra tersenyum manis pada Nia

Jangan ditanya bagaimana kondisi jantung Nia. Jika bisa terdengar, mungkin suaranya detakannya akan membuat bangunan rumah sakit itu bergetar.

"I-iya.. Dok !"

—-oOo—-

"Siapa Andra ?!" Ghani menatap tidak suka pada Nia, ketika Andra baru keluar dari ruangan

"Apa Mas ?!" Nia memperjelas pertanyaan Ghani, apa dia tidak salah dengar. Sudah jelas yang bernama Andra barusan keluar dari ruangan ini. Kenapa Ghani masih mempertanyakan lagi.

"Tadi sewaktu aku mau bayar biaya rumah sakit, pihak administrasi bilang semua sudah ditanggung oleh Dokter Andra. Ada hubungan apa kamu sama dokter itu ?! Kenapa namanya tidak asing di telingaku !" Ghani merasa tersinggung, sebagai suami dia merasa dianggap tidak mampu untuk membiayai istrinya.

"Hah... ja-jadi Dokter Andra yang bayar semuanya Mas ?!" Nia tidak menghiraukan ucapan Ghani, dia fokus pada perkataan Ghani kalau Andra yang menanggung semua biaya perawatannya selama berada di rumah sakit.

Pantas saja dia berada di ruangan yang mewah, padahal jaminan kesehatannya berada jauh di bawah. Nia sempat berfikir Ghani yang melakukannya sebagai bentuk penyesalan, tapi kenyataan berkata lain. Dokter Andra yang melakukan itu semua, bagaimana cara Nia membalas semua kebaikannya.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang