Larut Dalam Kenyamanan

1.5K 78 9
                                    

"Mbak Nia gimana sih ! Saya kan sudah bayar 3 bulan full, kenapa tiba-tiba kami disuruh pindah ?!" wanita yang menyewa rumah almarhum ibu Nia marah karena tiba-tiba saja Nia ingin penyewa itu mengosongkan rumahnya dalam 1 minggu.

"Maaf sebelumnya ya Bu, uang ibu akan saya kembalikan utuh tanpa saya kurangi 1 bulan, saya akan menjadikan rumah almarhum ibu saya sebagai tempat usaha.." jelas Nia dengan sedikit berbohong, tentu saja dia akan menempati rumah ibunya kembali setelah urusannya dengan Ghani selesai.

Entah akan terjadi perpisahan atau tidak kedepannya, yang pasti Nia butuh tempat tinggal untuk dia pulang nantinya.

Jika satu-satunya rumahnya untuk berpulang sudah diisi oleh wanita lain, lalu ke mana lagi Nia harus pulang selain kembali ke tempat asalnya.

"Saya kasih Ibu waktu seminggu untuk pindah, uangnya nanti saya tranfer kembali ke rekening Ibu. Maaf sebelumnya.." ucap Nia merasa tidak enak

"Ya, sudah !" Jawab penyewa itu dengan kesal

"Ibu nanti bisa menitipkan kuncinya ke rumah Pak RT" pesan Nia

"Ada apa ini ?!" Salah satu tetangga lama Nia datang karena mendengar keributan

"Eh, Bude Sri.."

"Nia ?! In-ini.. benar kamu, Nia ?!"

—-oOo—

"Apa yang terjadi dengan kehidupan kamu beberapa tahun ini Ni ?!" Bude Sri tetangga lama Nia yang sudah dianggap seperti saudara, mendekati Nia yang sedang duduk melamun di teras.

"Bude, ga usah repot-repot !" Nia menengok ketika Bude Sri mendekat dengan membawakan teh hangat

"Apa kamu berniat pindah ke rumah lama Ibumu ?!" Mungkin karena usia yang sudah senja, Bude Sri sepertinya bisa menebak apa yang ada di pikiran Nia.

"Ada apa dengan pernikahanmu ?!" Pertanyaan Bude Sri berhasil membuat Nia menatap wajah tua wanita yang seumuran dengan ibunya itu.

"Nia sudah kehilangan rumah untuk pulang Bude, ratu di rumah itu sekarang bukan Nia lagi.." Bude Sri mengangguk, dari perkataan Nia dia sudah mengerti apa yang terjadi

"Pondasi yang kokoh dalam rumah tangga selain rasa cinta adalah kejujuran dan kesetian, kalau rasa itu mengikis atau bahkan menghilang. Rumah bisa roboh !"

"Sebelum rumah itu roboh, Nia memutuskan untuk keluar dari sana Bude.." jawab Nia memandang daun yang bergoyang tertiup angin

"Asal itu bisa membuatmu bahagia, lakukanlah Nia ! Hanya kamu yang tau porsi kebahagiaanmu sendiri.." ucap Bude Sri dengan tersenyum

"Eh, rumah Bude kok sepi ?!" Nia baru menyadari kalau mereka hanya berdua

"Kalau jam segini mereka semua sedang bekerja dan cucu-cucu sekolah. Loh, kamu cuti Nia ?!"

"Engga Bude, kebetulan ada acara sekolah di dekat sini. Jadi sekalian mampir !"

"Mampir dan menyusun rencana ya ?!"

"Bude..."

—-oOo—-

Andra merutuki kebodohannya yang mudah terhasut dengan adiknya Irma, akibat ucapan Irma di mobil tadi pendiriannya akhirnya goyah dan memilih untuk tetap tinggal di penginapan.

"Nia pasti kembali ke sini Bang, dia baru pulang besok ! Abang masih ingin bersama Nia kan ?!"

Ucapan Irma kembali teringat di pikiran Andra, entah bagaimana bisa dia dengan mudahnya termakan bujuk rayu Irma dan membiarkan anaknya Lita pulang satu mobil bersama Galen.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang