Pernikahan Mendadak

1K 49 5
                                    

"SAH !"

"SAH !"

Bagaikan mimpi, malam itu status Nia sudah berubah menjadi Nyonya Andra Dewanata. Nia sampai bingung harus menunjukkan ekspresi bagaimana pada beberapa orang yang datang untuk menjadi saksi pernikahannya yang tergelar sangat sederhana.

"Selamat ya Nia, maaf Bude tidak sempat menyiapkan bingkisan. Semoga kamu bahagia ya Nduk !"

"Nia !" Panggil Andra menyadarkan Nia dari lamunannya

"Ah ! Iya, Dokter !" Jawab Nia karena sedikit terkejut

"Loh ?! Kok masih panggil Pak Dokter ?! Mas.. Toh !" Goda keluarga Bude yang ikut hadir menyaksikan pernikahan Nia

"Mungkin Nia masih belum terbiasa, Bu !" Jawab Andra dengan ramah

"Dok !" Panggil Nia pelan menarik lengan baju Andra

"Iya.. Ada apa ?! Kamu terlihat tidak sehat Nia, apa kamu mau istirahat ?!" Tanya Andra yang khawatir

"Boleh ?!" Tanya Nia dengan canggung

"Tentu saja boleh, biar saya yang menjamu para tamu. Mau saya antar ke kamar ?!" Tawaran Andra langsung ditolak tegas oleh Nia

"Baiklah.."

—-oOo—-

"Ada apa Nduk ?! Kamu terlihat tidak senang dengan pernikahan ini ?!" Bude Sri tau ada yang mengganggu pikiran Nia, terlebih mengingat keraguan hati Nia siang tadi saat mereka bertemu.

"Bude ! Ini terlalu mendadak ! Nia bingung !" Bude Sri menggenggam kedua tangan Nia yang terasa dingin

"Iya.. Bude tau ! Coba nanti kamu bicarakan pelan-pelan dengannya, mungkin ada alasan lain kenapa pernikahan ini terjadi secara mendadak. Sudah jangan sedih, pengantin baru ga boleh sedih !" Nia menatap Bude Sri dengan sendu

"Ibu.. ayo kita pulang ! Nia.. Selamat menempuh hidup baru" Anak dan menantu Bude Sri mengucapkan selamat pada Nia dengan tulus

"Bude pulang dulu ya Nduk ! Kalau perlu apa-apa jangan sungkan untuk hubungin Bude.." Bude Sri pun akhirnya pamit beserta beberapa tetangga kontrakan Nia dan Pak RT yang turut hadir.

"Nia !" Panggil Andra ketika melihat Nia membereskan beberapa makanan ringan yang tersisa di ruang tamu

"I-iya.. Dok !" Jawab Nia dengan gugup

"Saya ingin bicara" Andra duduk di atas karpet tempat dia dan Nia tadi melaksanakan ijab kabul

"Saya tau kamu pasti masih bingung dengan apa yang terjadi saat ini, jujur saya juga tidak menyangka akan senekat ini ! Tapi.. seperti yang sudah saya ucapkan tadi, saya tidak ingin menunda-nunda untuk memiliki kamu, saya takut kamu pergi lagi dari hidup saya !" Jelas Andra dengan menggenggam kedua tangan Nia

Sebelumya dia mendengar tadi percakapan Nia dan Bude Sri di kamar. Andra sadar dia terlalu terburu-buru, jadi dia ingin menjelaskan agar Nia tidak ragu padanya dan pernikahan mereka.

"Apa hanya itu alasannya Dok ?!" Tanya Nia dengan ragu menatap kedua mata Andra

"Iya.. hanya itu !" Andra meraba cincin pernikahan yang tersemat di jari manis Nia

"Cincin yang indah, seindah pemiliknya !" Nia ingin menarik kedua tanganya, tapi genggaman Andra terlalu kuat.

"Dok-ter.." Nia menundukkan kepalanya karena terlalu malu dengan tindakan dan ucapan Andra

"Panggilan itu !" Nia memberanikan diri kembali menatap Andra

"Bolehkan kamu rubah panggilan itu ?!" Tanya Andra

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang