Salah Paham

1K 72 11
                                    

"Aarrghhh !!!" jerit seorang wanita yang badannya terhuyung ke belakang ketika bahunya tidak sengaja berbenturan keras dengan bahu seseorang

"Maaf Mbak, saya ga sengaja. Mbak ga papa kan ?!"

"Ga papa gimana, jelas-jelas saya jatuh gini dibilang ga papa !!" omel wanita itu pada pria yang menabraknya

"Aunty ga papa ?!" Lita mencoba membangunkan tantenya yang terjatuh di lobby rumah sakit

"Iya sayang, Aunty ga papa ! Mas..." Irma menghentikan ucapannya ketika melihat siapa pria yang menabraknya

"Maaf Mbak, saya ga sengaja. Mari saya bantu berdiri!" Haikal, pria muda dan tinggi itu membantu Irma untuk berdiri

"Ha-Haikal ?!" Irma berbicara dengan pelan

"Ya.. Saya ! Maaf, apa sebelumnya kita pernah bertemu ?" Haikal adalah pria yang terkenal sopan dan ramah, jadi dia tidak kaget jika ada beberapa orang yang mengenalnya

"Mmh.. anu.. itu.." Irma bingung mencari alasan

"Loh, Galen ?!" Lita memanggil anak kecil yang berada di sebelah Haikal

"Hay.. Lita !!" Galen malu-malu menyapa Lita

"Kalian kenal ?!" Kegugupan Irma teralihkan karena Haikal bertanya tentang kedua anak itu

"Iya Om, Galen dan Lita satu sekolah tapi beda kelas !" Lita bercerita dengan ceria seperti biasa

"Benar, Galen ?!" Tanya Haikal pada Galen

"Iya.." Galen menjawab dengan tersipu malu

"Om pasti Papanya Galen ya, kenalin Om saya Lita. Ini Aunty Lita namanya Aunty Irma, kami ke rumah sakit mau jenguk Ibu guru Lita yang sakit, Ayah Lita juga kerja di sini jadi dokter untuk ibu hamil !"

"Buset ni anak, gampang banget diculik. Baru kenal, semua silsilah keluarga terbongkar !" Irma tak habis pikir dengan keponakannya itu

Tapi, ada satu kata yang mengganggu hati Irma. Papa ? Itu artinya pria muda, tampan, dan tinggi itu sudah mempunyai keluarga. Hati Irma patah sebelum berkembang.

Padahal beberapa hari ini Irma sudah bersusah payah mencari nama Haikal di beberapa sosial media. Akhirnya bertemu, ternyata pria yang selama ini menjadi tipenya malah sudah berkeluarga.

"Bu..."

"Lita, ayo kita ke ruangan Ibu Nia !" Irma yang sudah terlanjur sakit hati mengajak keponakannya untuk pergi tanpa berterima kasih atas bantuan Haikal

"Eh.. tunggu Aunty, dadah Galen.. dadah Om.." Lita sedikit berteriak karena tangannya sudah ditarik paksa oleh tantenya

"Padahal kan Om bukan Papanya Galen ya ?!" Galen saling memandang bingung dengan Haikal

—-oOo—-

"Ibu ?!"

"Nia ?!" Andra memberanikan diri memanggil Nia tanpa sebutan formal karena sejak keluar dari ruangan Kira, Nia menjadi pendiam

"Nia ?!" Sentuh Andra lembut pada punggung tangan Nia yang berada dipegangan kursi roda

"Eh ?! Iya ?!" Nia kaget karena ada tangan hangat yang menyentuhnya, Nia mengedarkan pandangan dan kaget karena mereka sudah berada di dalam ruang rawat inapnya kembali

"Kita sudah kembali Dok ?!" Tanya Nia yang berusaha berdiri dari kursi roda untuk naik ke atas ranjang

"Sudah, Ibu dari tadi melamun !" jawab Andra dengan membantu Nia untuk naik ke ranjang, tidak ada penolakan dari Nia karena memang dia sangat kesusahan.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang