Meminta Restu

1K 45 4
                                    

Nia menggigit bibirnya dengan gugup di kamar, membayangkan sekarang statusnya sudah berubah menjadi seorang istri membuat tubuhnya terasa panas dingin.

Ceklek...

Nia menahan nafas ketika melihat Andra masuk ke dalam kamarnya, dia benar-benar bingung harus bagaimana bersikap di depan Andra.

"Belum tidur ?!" Tanya Andra dengan tersenyum melihat Nia hanya duduk diam di atas tempat tidur

"Mmh.."

Andra tau Nia pasti canggung, dia juga tidak memikirkan untuk meminta haknya malam ini.

"Sini ! Dekat Mas.." Andra membuka lengannya dan menyuruh Nia masuk ke dalam rangkulannya

"Malam ini Mas sangat berterima kasih pada Tuhan, karena sudah melancarkan semua niatan Mas" Nia menoleh pelan menatap mata Andra

"Mmh.. Apa orang tua Mas sudah tau tentang kita ?!" Tanya Nia akhirnya

"Tau, sebelum Mas nekat melakukan ini. Semua sudah Mas bicarakan dengan Irma !" Andra semakin mempererat rangkulannya pada Nia

"Apa mereka akan marah ?! Lalu bagaimana dengan Lita ? Apa dia mau menerima a-ku ?!" Tanya Nia dengan murung, bukan tanpa alasan dia takut mendapati penolakan, mengingat masa lalunya yang seolah tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang.

"Tidak, mereka tidak marah ! Mas bisa pastikan itu ! Dan tentang Lita, tadi baru saja dia menelepon saat kamu mandi" Andra menyenderkan kepalanya pada bahu kiri Nia

"Dia bilang apa Mas ?! Aku sangat merindukannya !" Nia merasa bersalah pada Lita

"Kalau kamu begitu merindukannya, kenapa selama ini kamu menghilang ?!" Sindir Andra dengan tatapan mengejek

"Mass..." Nia langsung ingin menangis

"Haha.. Ya.. Ya.. Maafkan Mas !"

Cup...

Nia melebarkan mata ketika mendapat kecupan singkat di pipi kirinya. Andra malah tertawa melihat ekspresi Nia.

"Mas sangat mencintaimu, Nia.."

—-oOo—-

"Mbak Nia ! Hati-hati ya.." ucap beberapa rekan kerja yang sudah menemani Nia selama setahun terakhir

"Selamat menempuh hidup baru, sering-sering berkunjung ke hotel ini ya. Nanti kita kasih pelayanan istimewa !"

"Hhee.. Iya Mbak, terima kasih banyak ! Aku pasti akan sering berkunjung ke hotel ini" Nia sampai meneteskan air mata karena terharu dengan ucapan perpisahan para rekan kerjanya.

"Sudah, sayang ?!" Andra yang menyusul setelah berbicara dengan manager hotel, langsung merangkul Nia.

"Sudah.. Mas !" Jawab Nia canggung

"Kami permisi dulu, terima kasih banyak karena mau berteman baik dengan istri saya.." ucap Andra tulus

Nia masih berlinangan air mata ketika mereka sudah berada di dalam mobil, Andra tahu pasti berat untuk Nia meninggalkan tempat yang selama setahun ini membantunya untuk bangkit dari keterpurukan.

Tapi, bagaimana mungkin Andra membiarkan Nia untuk tinggal di kota ini sendiri. Terlebih status mereka sudah menjadi suami istri yang sah.

"Apa kamu berubah pikiran sayang ?!" Tanya Andra sebelum menyalakan mobilnya

"Maksud Mas ?!" Tanya Nia disela tangisannya

"Apa kamu ingin tetap tinggal di sini ?" Andra sangat berharap jawaban Nia tidak mengecewakan hatinya

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang