ILUSI - 23

73.1K 6.4K 679
                                    




"Raline!"

Pengantin wanita paling cantik di dunia menurut Langga itu lekas turun dari singgasana mereka saat sebuah seruan yang menyebutkan namanya terdengar.

Selepas bayangan Raline tak tampak lagi, si mempelai pria, juga ikut meninggalkan tempat itu. Langga agak berjalan ke kiri, kemudian duduk di kursi yang disediakan untuk para tamu undangan.

Langga ambil benda canggih dari dalam kantung jasnya. Sebuah video animasi yang menggambarkan kejutan yang rencananya akan ia berikan pada sang istri nanti malam, diputarnya berulang.

Senyum Langga tersungging tipis. Ia sempat berdoa semoga hamparan langit hitam seusai senja segera datang. Tak sabar rasanya melihat kebahagiaan Raline lantaran keinginan perempuan itu ia kabulkan.

I Love U.

Tiga kata yang selalu Raline ingin dengar darinya, beberapa jam ke depan, mau ia visualisasikan dalam bentuk bunga-bunga api yang menyala dalam pekatnya malam. Fireworks tersebut secara bergantian akan membentuk huruf I, lambang hati, serta huruf U.

Langga juga akan menyampaikan isi hatinya via susunan huruf di bawah potret Raline yang terpasang di billboard yang terletak persis di depan hotel tempatnya menginap setelah acara selesai.

I.L.U.S.I

Sudah dapat Langga bayangkan dari sekarang, kalau nanti ketika Raline melihatnya, istri yang baru dinikahinya dalam hitungan jam itu pasti bertanya-tanya arti dari lima huruf tersebut. Dan pada akhirnya, ia akan menjawab dengan bisikan mesra ... I love you Saraline Ibrahim.

Terdengar terlalu kekanak-kanakkan sejujurnya bagi lelaki dewasa macam Langga, tapi memang seperti itulah yang didambakan istrinya. Asal Raline senang, malu agaknya tak jadi persoalan.

"Bisa bicara sebentar?"

Lamunan Langga buyar, kepalanya gegas menengadah dan kuluman senyum di bibirnya seketika menghilang begitu mendapati Eva berdiri dengan tatapan sendu.

"Apa masih ada yang harus dibicarakan?" Langga tak mau repot-repot berdiri untuk menimpali.

Menurut Langga, selain masalah pekerjaan, seharusnya sudah tidak ada lagi bahan pembicaraan yang perlu ia bahas dengan sahabat istrinya itu.

"Please ...," mohon Eva lirih, "nggak akan lama."

Helaan napas panjang Langga tercipta sebelum ia beranjak mengikuti langkah Eva. Keduanya kemudian berhenti di sebuah lorong, di samping rumah si pemilik hajat.

"Ada apa?"

Sungguh Langga tak ingin berlama-lama berduaan dengan Eva seperti ini. Apalagi dibarengi dengan raut sedih wanita itu.

"Kamu pernah bilang, bakalan nurutin semua kemauanku."

Keduanya saling bersitatap dalam jarak yang cukup dekat.

"Dulu," ralat Langga. Iya, ia memang pernah berkata demikian saat masih merasa begitu tergila-gila dengan Eva, sampai tak mau jika perempuan kurus itu kecewa karenanya. Namun kini, jelas keadaannya telah jauh berbeda.

"Tapi janji tetaplah janji."

Alis Langga terangkat. Netra Eva terlihat dilapisi cairan bening. "Apalagi sekarang?" tanyanya penasaran. Bukankah sudah terlalu banyak hal yang Langga berikan untuknya? Dan setelah semuanya dituruti kenapa masih ada lagi dan lagi?

ILUSI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang