ILUSI - 15

83.1K 6.9K 517
                                    




"Kenapa lo ngelirik gue terus?"

Lama-lama Raline risih dengan kelakuan suaminya. Pria itu sedang mengendalikan setir bundar, tapi dari tadi diam-diam mencuri pandang. Bagaimana kalau sampai mobil mereka ditabrak atau menabrak sesuatu? Bahaya, kan?

"Nggak apa-apa," sahut Langga seraya mengulum senyum. Ia malu mengakui jika kejadian di kamar beberapa menit yang lalu, setia membayangi.

Raline tidak mempermasalahkan lagi. Fokusnya beralih ke cermin kecil yang dipegangnya. Meneliti barangkali riasannya kurang sempurna. Setelah memastikan wajahnya secantik bidadari, ia menikmati pemandangan malam ibu kota di kanan kiri. Lalu, tak sengaja Langga kembali tertangkap basah tengah menoleh padanya.

"Kenapa, sih, lo liatin gue mulu?" Pertanyaan tadi terulang. Pasalnya, Raline takut ada sesuatu yang janggal dengan penampilannya.

"Kamu cantik."

Betul, Raline memang tampak sangat menawan malam ini. Tapi bukan itu yang membuat Langga tak rela menghilangkan sang istri dari netranya. Muka Raline yang merona ketika ia membantu perempuan itu mengenakan pakaian, tak mau lenyap dari ingatan. Langga jadi ingin melihatnya lagi dan lagi.

"Udah dari dulu keles." Raline mengibaskan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai bergelombang. "Lo baru nyadar? Buta, sih, lo makanya lo lebih milih Eva. Padahal cantikan gue ke mana-mana."

Langga berdecak lirih. Kenapa semua pembahasan akan bermuara pada satu nama itu?

"Diliat dari segi mana pun juga gue tetep menang. Badan gue tinggi tapi padet berisi." Raline selalu merasa bahwa bentuk tubuhnya tak jauh berbeda dengan aktris terkenal pemeran 'Lidya Danira' di serial Layangan Putus, Anya Geraldine. "Si Eva mah udah pendek, kerempeng lagi. Apa enaknya coba dimainin?"

Ia lantas terkikik geli sebelum mengoceh lagi. "Muka juga cakepan gue. Hidung gue lebih mancung, alis gue tebel, pipi gue tirus, dan yang paling penting ... bibir gue cipok-able banget. Gak rugilah pokoknya suami gue nanti. Apalagi suara gue merdunya kayak nyanyian surga. Orang kalo gue nyanyiin tidurnya jadi nyenyak. Coba kalo si Eva, yang ada malah mimpi buruk. Dia mah batuk aja fals."

Raline tengah menyombongkan diri? Bukan! Ia hanya mencoba membangun lagi kepercayaan diri yang sempat terkikis habis. Rendah diri karena merasa tak pantas dicintai, berhasil disingkirkannya pelan-pelan.

Perkataan penuh candaan seperti itu saja, nyatanya mampu memberikan goresan cukup dalam di hati Langga. Setiap Raline memimpikan seorang suami yang bukan dirinya, Langga seolah ingin kehilangan akal sehat secepatnya.


*****


Langga bersikeras ikut masuk ke dalam ballroom hotel tempat di mana sang istri akan menjemput rezeki. Walaupun puluhan larangan sudah Raline semburkan, Langga tetap kukuh pada pendiriannya. Makanya, tampang Raline tak enak dipandang sampai membuat teman-temannya keheranan.

"Say ... siapa, tuh?" Lisa, seorang penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyangan 'putus urat malu'-nya bertanya sambil mengedipkan mata.

Raline tahu siapa yang Lisa maksud. Dari sejak dirinya tiba, perempuan bergaun ketat itu sepertinya tak sabar untuk menggoda Langga. "Oh, ini, bodyguard baru gue." Ia tak mau repot-repot mengetahui ekspresi suaminya. Mau marah? Silakan saja.

"Gila ...." Satu lagi teman selebritis Raline yang bergerombol dengannya menimpali. "Artis baru terkenal kemaren udah punya bodyguard. Hebat bener lo!"

ILUSI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang